Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemuda Anti Komunisme Ancam Bubarkan Diskusi KKPK Tentang 1965

Reporter

Editor

image-gnews
Ketua Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965/1966 (YPKP65) Bedjo Untung dan rombongan mengadukan sejumlah laporan dan temuan baru terkait genosida 1965 kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Jakarta, 24 Oktober 2017. Tempo/Fajar Pebrianto
Ketua Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965/1966 (YPKP65) Bedjo Untung dan rombongan mengadukan sejumlah laporan dan temuan baru terkait genosida 1965 kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Jakarta, 24 Oktober 2017. Tempo/Fajar Pebrianto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gerakan Pemuda Anti Komunis (Gepak) berencana membubarkan acara diskusi Koalisi untuk Keadilan dan Pengungkapan Kebenaran (KKPK) di sebuah hotel di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu, 7 November 2017, karena dituding berbau komunisme.

"Berlangsung seminar serupa seperti yang di LBH (Lembaga Bantuan Hukum) kemarin, yang dihadiri Bedjo Untung selaku ketua YPKP ( Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan) 1965 sebagai pembicara dalam seminar itu," kata Ketua Umum Gepak, Rahmat Himran, saat dihubungi Tempo, Rabu, 8 November 2017.

Baca Juga:

Baca juga: Detik-detik Penyerangan Kantor LBH Jakarta

Ia menuding acara ini berbau komunis dan mendukung kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) lantaran seminar berlangsung secara tertutup dan dibatasi pesertanya. "Tidak bisa sembarang orang bisa masuk. Makanya hari ini rencana kami akan datangi," ujarnya.

Rahmat menjelaskan pihaknya tidak akan menggelar aksi unjuk rasa lantaran tidak mendapatkan izin dari kepolisian. "Kami datangi saja ke sana. Kami lihat, kalau ada kaitannya dengan komunis akan kami bubarkan langsung aja," ucapnya.

Ia tidak peduli bila kerusuhan yang sempat terjadi di LBH bisa terulang kembali. "Tidak apa, kalau bubarin, kan gak mungkin pelan-pelan. Kami obrak-abrik. Kalau pelan mana mungkin mereka dengar kami," kata dia.

Baca Juga:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun Ketua YPKP 1965, Bedjo Untung, membantah acara ini berkaitan dengan komunis dan PKI. "Itu hoax saja. Tidak ada hubungannya," ucapnya saat dihubungi.

Menurut dia, acara ini hanya diskusi biasa seputar tentang hak asasi manusia terlebih dalam kasus 1965. "Enggak ada kaitan (dengan PKI dan komunisme). Apalagi korban 65 yang datang hanya saya," tuturnya.

AHMAD FAIZ

Iklan


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Berita terkait tidak ada