INFO BISNIS - Era digital memunculkan banyak peluang tak terbatas. Berkunjung ke toko online sambil terus berbelanja menggunakan kartu debit atau kredit, bahkan memesan armada online sembari tahu lokasi kendaraan tersebut berada dan sudah menuju lokasi atau belum, bisa terjadi karena penggunan Application Program Interface (API).
Jutaan layanan dapat diintegrasikan karena semua data dapat terkoneksi tanpa hambatan dengan penggunaan API, meski API bukan konsep baru karena sudah ada sejak dulu. Serangkaian aturan kesepakatan antara kode aplikasi dan kode aplikasi lain bisa saling berbicara menjadi konsep dasar dari API ini. Pengembang digital bisa memperoleh manfaat maksimal dengan API karena data, layanan, dan bisnis bisa terkoneksi ke konsumen, partner, pengembang, aplikasi mobile, hingga layanan awan (cloud services) sekaligus.
Baca Juga:
Ini sejalan dengan riset dari Zogby Analytics yang menyatakan sekitar 50 persen konsumen di dunia menggunakan aplikasi dalam enam bulan dan tersambung ke media sosial, toko online, hingga membeli atau menonton video. Contoh paling gampang dari penerapan ini adalah terkoneksinya Google Maps atau Facebook ke dalam aplikasi. Misalnya aplikasi transportasi online, peta yang digunakan menggunakan API dari Google Maps sehingga pebisnis digital bisa memperoleh banyak manfaat dari keberadaan API tersebut.
Pengembang aplikasi seluruh dunia menggunakan API untuk menekan biaya layanan data yang real time. Dengan API, pengembang juga memungkinkan memasang API dari layanan pembayaran sehingga memungkinkan konsumen bisa langsung membayar sesuatu dengan lebih mudah dan cepat. Batasnya hanya satu, imajinasi dari pengembang aplikasi saja.
Namun begitu, penerapan API membutuhkan prasyarat seperti integrasi data. Karena data perusahaan biasanya sangat kompleks, sehingga harus dicek betul apakah API kompatibel dengan aplikasi yang dibuat. Kalau tidak, pengembang harus menyesuaikan terlebih dulu agar API dapat dimanfaatkan maksimal. Isu lain yang perlu diperhatikan adalah keamanan sehingga data perusahaan dapat comply dengan aturan standar aplikasi. Pengembang dan partner pun sebaiknya bisa mengakses API sehingga lapisan keamanan dapat lebih teruji.
Baca Juga:
Begitu pentingnya API di era ekonomi digital itu juga menarik perhatian Mastercard. Perusahaan ini telah meluncurkan sejumlah API baru untuk membekali institusi keuangan, merchant, dan para penyedia solusi digital dengan peralatan yang mereka butuhkan agar dapat melakukan pembayaran pada platform-platform terbaru. Melalui platform API Terbuka (open) yang dimilikinya, Mastercard menyediakan akses kepada lebih dari 40 produk dan layanan pembayaran, data serta keamanan, agar mereka lebih mudah terintegrasi dengan solusi-solusi digital yang inovatif. Seperti untuk pembayaran non-tunai dari smartphone, dengan cukup memindai QR Code ataupun Chatbot menggunakan Masterpass.
Adanya API yang sifatnya terbuka dari perusahaan besar membawa akibat besar terutama bagi pengembang aplikasi. Dengan daya imajinasi tinggi, aplikasi-aplikasi tersebut dapat dikembangkan tidak sekadar memberi informasi, tetapi juga menyediakan aplikasi lain di dalamnya. Seperti peta digital atau pembayaran non-tunai bisa diklik saja di dalam aplikasi. Akan seberapa besar jumlah aplikasi yang mengadopsi penggunaan API? Bisa tak berbatas seiring imajinasi pengembang. (*)