TEMPO.CO, Bandung - Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purnawirawan) Moeldoko yang belum lama terpilih menjadi Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) versi musyawarah nasional yang dipimpin Oesman Sapta Odang mengatakan, kesibukannya saat ini bertani. “Saya begitu pensiun jadi Panglima TNI, bertani. Di tengah jalan diminta Presiden untuk membina HKTI, sesuatu yang sama sekali saya tidak rencanakan,” kata dia di Bandung, Senin, 6 Novmber 2017.
Moeldoko mengaku, aktivitasnya bertani selepas pensiun itu yang menjadi modalnya memimpin HKTI. “Modalnya bertani saja. Saya memiliki benih tersertifikasi, pupuk yang tersertifikasi, saya punya teknologi, saya punya anti hama, sebuah sistem. Yang saya tanami itu lah yang saya proyeksikan pada kepentingan HKTI, dan hasilnya cukup masif,” kata dia.
Baca juga: Pimpin HKTI, Moeldoko Ajak Anak Muda Kembangkan Sektor Pertanian
Menurut Moeldoko, areal pertanian yang dikelolanya menembus 5 ribu hektare yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, serta sedikit di Jawa Barat dan Sumatera. “Sementara (menanam) padi, tapi sudah mulai jagung,” kata dia.
Soal dualisme organisasi HKTI, Moeldoko mengaku tidak mempersoalkannya. “Kita tidak pernah mempermasalahkan, silahkan saja berkembang. Siapa saja boleh. Bagi kita, yang penting berbuat pada petani. Saya juga tidak mempermasalahkan HKTI yang mana, tapi jauh lebih penting, diharapkan bagi para petani adalah bagaimana organisasi itu memberikan kontribusi pada mereka. Untuk itulah saya lebih banyak turun ke lapangan untuk bisa memahami. Dan HKTI harus menjadi solusi bagi petani. Itu yang paling penting,” kata dia.
Baca juga: Pimpin HKTI, Begini Rencana Moeldoko Percepat Produksi Pertanian
Disinggung soal aktivitas politik, Moeldoko mengaku belum menyentuhnya. “Ah, nggaklah. Belum,” kata dia. Soal capres? “Minat saja, kalau ditawarin hahaha.”
Moeldoko enggan menjawab soal partai politik tempatnya berlabuh. “Nantilah sambil jalan,” kata dia. Termasuk soal keseriusannya dalam pemilihan presiden nanti. “Kita lihat situasinya. Semuanya serba mungkin.”