TEMPO.CO, Jakarta - Perlunya sejumlah penyesuaian terhadap proyek pembangkit listrik 35 ribu Megawatt tak membuat Presiden Joko Widodo pesimistis dengan proyek tersebut. Kepada Tempo, ia menyatakan proyek tersebut masih bisa selesai walaupun sempat mendapat peringatan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani.
"Kalau mau jadi, pasti jadi. Tapi, kan harus disesuaikan," ujar Presiden Joko Widodo ketika diwawancarai Tempo secara eksklusif di Istana Kepresidenan, Jumat pekan lalu.
Baca juga: Jokowi: Persiapan Nikahan Kahiyang 100 Persen
Sebagaimana diberitakan beberapa waktu lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani sempat memberikan peringatan bahwa proyek listrik 35 ribu Megawatt bisa berdampak buruk jika tidak ditangani dengan baik. Beberapa dampak yang bisa terjadi, yakni gagal bayar utang oleh PT PLN (Persero) serta beban biaya yang terlalu besar.
Soal gagal bayar utang, misalnya, menurut Sri Mulyani, bisa terjadi karena pertumbuhan penjualan listrik sejak 2015 yang tidak sesuai harapan di saat proyek 35 ribu Megawatt dikebut PLN. Di sisi lain, pemerintah menetapkan tarif listrik tidak boleh naik, yang menambah beban ke PLN.
Sri Mulyani menyarankan target proyek 35 ribu Megawatt untuk direvisi. Hal itu diamini oleh Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, yang menyebutkan proyek itu perlu disesuaikan ulang dengan kondisi ekonomi terkini. Namun, hingga sekarang, belum jelas apa tindak lanjut terhadap proyek yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat hingga 2019 itu.
Presiden Joko Widodo mengatakan penyesuaian yang akan dilakukan bukan terhadap target akhir proyek tersebut. Sebaliknya, target 35 ribu Megawatt tetap dipertahankan, tapi dengan penyesuaian waktu penyelesainnya agar PLN tak terbebani.
Nah, soal teguran atau peringatan dari Sri Mulyani, Presiden Joko Widodo, menilainya sebagai hal bagus. Dengan peringatan, kata ia, proyek 35 ribu Megawatt justru akan dikerjakan dengan penuh kehati-hatian. Menurut dia, malah repot kalau tidak ada yang memperingatkan atau mengawasi PLN dalam menambahkan pembangkit listrik di Indonesia.
"Sejak merdeka, kita itu cuma punya 53 ribu Megawatt. Oleh karenanya, saya bilang mau bangun 35 ribu Megawatt. Pada enggak percaya ya terserah karena saya masih percaya. Bisa bangun 25 ribu saja sudah bukan lumayan lagi," ujarnya menambahkan.
ISTMAN M.P. | TIM TEMPO