TEMPO.CO, Jakarta - Dalam membangun proyek-proyek strategis, Presiden Joko Widodo cenderung mengutamakan akses atau infrastruktur baru sentra ekonominya. Jokowi mengatakan pembangunan akses perlu diutamakan dahulu agar kegiatan ekonomi berjalan di suatu daerah yang ujungnya membentuk sentra ekonomi.
"Justru (pembangunan akses) itu untuk menumbuhkan titik pertumbuhan ekonomi baru," ujar Jokowi dalam wawancara eksklusif dengan Tempo di Istana Kepresidenan, Jumat pekan lalu.
Baca juga: Jokowi Nilai Swasta Ogah Bangun Infrastruktur dengan Untung Kecil
Dia melanjutkan, keberadaan akses atau infrastruktur tak hanya akan memicu transaksi ekonomi, tapi juga menekan harga barang-barang di daerah terkait. Ia beranggapan ketimpangan harga yang terjadi di sejumlah daerah bermula dari terbatasnya akses.
Jokowi memberi contoh di Wamena, Papua, harga semen per sak bisa mencapai Rp 800 ribu, bahkan Rp1 juta. Semua itu, kata dia, karena akses distribusi yang sulit sehingga harga terpaksa digelembungkan untuk menutupi pengeluaran. Nah, solusinya, dibangunkan jalan Trans-Papua.
Trans-Papua adalah jalan yang melintasi Pulau Papua dan membelah pegunungan atau perbukitan. Sejauh ini, jalur tersebut sudah lebih-kurang terbangun 90 persen dan ditargetkan selesai pada 2018.
"Coba beri saya penjelasan caranya daerah itu bisa tumbuh di tengah harga komoditas dan kebutuhan pokok yang berkali-kali lipat? Makanya dibangun Trans-Papua biar semen itu bisa diangkut dari laut dan darat. Pemikiran besarnya seperti itu," ucap Jokowi.
Terakhir, Presiden Joko Widodo menegaskan, semua pembangunan dilakukan dengan berbagai pertimbangan, mulai masalah pendanaan, keuntungan, hingga transaksi yang bisa terjadi. Karena itu, jangan dianggap pembangunan dilangsungkan tanpa perhitungan.
"Kalau mau pemerataan dan keadilan, terobosan harus diambil. Kalau mikirnya cuma keuntungan, ya enggak akan membangun," katanya.
ISTMAN M.P. | TIM TEMPO