TEMPO.CO, Tegal - Santi, 25 tahun, warga Desa Sokasari, Kecamatan Bumijaya, Tegal, melahirkan bayi laki-laki melalui operasi caesar di Rumah Sakit Umum Daerah Soesilo, Slawi, Senin malam, 30 Oktober 2017. Saat ditemui di rumahnya di Slawi, empat hari pasca-operasi, dia tak banyak bicara.
Santi bukan perempuan biasa. Dia pernah dihadapkan pada pilihan yang cukup pelik antara memilih menjadi perempuan atau laki-laki. Sebab, dia terlahir dengan dua alat kelamin atau berkelamin ganda. Anak ke-5 dari tujuh bersaudara inilah satu-satunya yang mengalami kelainan seperti itu.
Baca juga: Kisah Warga Tegal Tewas Diserang Babi Hutan
Ditemui di rumahnya di daerah pegunungan, sekitar 70 kilometer dari Kota Slawi, Santi menjawab pertanyaan dengan satu atau dua kata. Ketika berbicara, suaranya berat mirip suara laki-laki. Tubuhnya juga tampak kekar. Saat ini, ia tinggal di rumah semi-permanen bersama orang tua dan kakak pertamanya.
Nurjanah, 50 tahun, kakak pertama Santi, mengatakan sejak kecil adiknya itu secara fisik tumbuh seperti laki-laki. Bahkan, ia sering membantu mencangkul di sawah dan membawa beban berat. "Dulu tenaganya cukup keras," ujarnya ketika ditemui Tempo di rumahnya, Jumat, 3 November 2017.
Seiring berjalannya waktu, naluri kewanitaan Santi mulai tumbuh. Saat sekolah, dia mulai memakai pakaian perempuan. Apalagi, lanjut Nurjanah, Santi mulai rutin menstruasi sejak kelas 6 SD. Pada saat usianya 19 tahun, atas persetujuan keluarga, ia pun memutuskan melakukan operasi di Rumah Sakit Karyadi Semarang. "Tahun 2012 dia dioperasi, setelah dioperasi tenaganya tidak sekeras dulu," tuturnya.
Empat tahun setelah operasi, Santi yang saat itu berusia 24 tahun, akhirnya menikah siri dengan Tarsono, pria tulen dari tetangga desa. Dari pernikahannya ini, Santi akhirnya memiliki anak.
Kondisi bayi yang dilahirkan Santi normal, tidak ada kelainan kelamin. "Bersyukur karena anak kami normal," kata Tarsono.
Dokter spesialis kandungan yang menangani Santi, Zulfrial Arief mengatakan, pasiennya itu secara fisik mengalami gejala seperti laki-laki tetapi kromosomnya perempuan. "Meski aslinya dia perempuan, tapi hormon laki-laki yang dikeluarkan cukup banyak, jadi fisiknya seperti laki-laki," tuturnya saat ditemui di RSUD Soesilo Slawi.
Menurut dia, saat ini Santi sedang menjalani pemeriksaan rutin di RS Karyadi Semarang. Pemeriksaan itu untuk memicu agar hormon perempuannya bisa menjadi wanita seutuhnya. "Kami akan memantau perkembangan bayi Santi nanti seperti apa. Sebab, apa yang dialami Santi merupakan faktor genetik," kata Zulfrial.