TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Golkar Yorrys Raweyai kembali dipanggil KPK. Dia diperiksa sebagai saksi untuk kasus dugaan merintangi proses penyidikan, persidangan, dan memberikan keterangan palsu dalam perkara korupsi kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP dengan tersangka Markus Nari.
Yorrys diperiksa terkait kapasitasnya sebagai mantan Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Partai Golkar. "Iya, terkait Markus Nari. Ini kan kaitannya dengan kapasitas saya sebagai Korbid Polhukam punya korelasi dengan kasus e-KTP ini," kata Yorrys di Gedung KPK, Jakarta, Jumat 3 November 2017.
Baca: Diperiksa KPK, Yorrys Ditanya Markus Nari sampai Setya Novanto
Yorrys mengungkapkan posisinya sebagai Korbid Polhukam berkaitan dengan Rudy Alfonso yang menjadi Ketua Bidang Hukum dan juga sebagai Ketua Mahkamah Partai mengurusi berbagai macam kasus yang menimpa kader-kader partai Golkar.
Selain itu, Yorrys juga menuturkan rapat internal Korbid Polhukam sempat membahas tentang revisi undang-undang KPK, pencekalan Setya Novanto sebagai ketua umum partai dan pansus angket. Menurut dia, pembahasan rapat tersebut berimplikasi pada upaya KPK mendalami kesaksiannya terkait pencabutan BAP Miryam.
"Sehingga ini memiliki korelasi yang berimplikasi pada hal-hal yang sekarang terjadi ini seperti pernah mendengar ada pertemuan dalam rangka pencabutan BAP si Miryam, enggak pernah," kata Yorrys.
Selain itu, Yorrys juga diperiksa KPK terkait hubungan antara Rudi Alfonso dan Setya Novanto. KPK sempat menanyainya soal dugaan instruksi Novanto dalam pertemuan Markus Nari dan Rudi Alfonso.
Baca: Usai Yorrys, Ketua Bidang Hukum Golkar Rudy Alfonso Diperiksa KPK
"Saya tadi ditanyakan tapi saya tidak tahu. Tapi kapasitas saya dalam rapat internal kita sering bicarakan soal gimana sih dinamika masalah ini dengan keterpurukannya elektabilitas Golkar," ucapnya.
Yorrys menilai kasus korupsi yang melibatkan Setya Novanto membuat elektabilitas Golkar semakin terpuruk. Selain itu, kata Yorrys, publik akan menilai Golkar mempertahankan para kadernya yang terlibat kasus korupsi. "Ini enggak bisa partai ini dipimpin sama orang-orang ini, dan ini kita akan lakukan perlawanan itu, saya dan teman-teman yang lain," ujar Yorrys.
Sebelumnya, Selasa, 31 Oktober 2017, Yorrys Raweyai juga hadir ke Gedung KPK untuk memenuhi panggilan KPK. Ketika itu, dia dicecar pertanyaan seputar Markus Nari hingga Setya Novanto.