TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham mengatakan kreativitas membikin meme dibatasi oleh aturan-aturan yang ada. Hal itu disampaikan Idrus menanggapi langkah Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto yang melaporkan para pembikin dan penyebar meme kala dia terbaring sakit di rumah sakit.
"Kalau kita bicara tentang meme-meme, itu memang untuk kebebasan berpendapat namun kebebasan itu kan tentu dibatasi oleh aturan-aturan yang ada. Juga ada etika komunikasi yang ada dan apabila itu dilanggar maka tentu pihak berwajib atau penegak hukum harus bertindak," katanya kepada Tempo, Kamis, 2 November 2017.
Baca juga: Selain Dyann, Polisi Buru Penyebar Meme Setya Novanto Lainnya
Menurut Idrus, kebiasaan membikin meme tersebut harus diluruskan. Idrus tidak ingin bangsa Indonesia ke depannya ditandai komunikasi politik yang tidak memperhatikan etika.
Idrus mengatakan meme-meme tersebut dinilai mengganggu, bukan hanya kegiatan Partai Golkar, melainkan banyak pihak pengguna media sosial dan masyarakat umumnya.
"Dengan adanya meme-meme itu, bukan hanya Golkar yang terganggu, kalau itu yang menjadi kebiasaan semua rakyat Indonesia berarti kita hidup di tengah meme-meme itu, bagaimana bangsa yang hidup di tengah-tengah itu?" ujarnya.
Baca juga: Unggah Meme Setya Novanto, Warganet Jadi Tersangka UU ITE
Bagi Idrus, peristiwa ini menjadi masalah etika dan aturan yang bukan merupakan tradisi dari kehidupan masyarakat Indonesia. "Bukan masalah terganggunya, kalau masalah nilai, aturan atau etika ini, kita bicara tentang bangsa. Bagaimana kehidupan tradisi bangsa kita itu yang harus kita junjung tinggi," kata dia.
Menurut Idrus, Indonesia adalah negara demokrasi bukan negara kebebasan, karena negara demokrasi itu tetap konsisten pada ideologi, kepada aturan main pada mekanisme yang ada dan komitmen bangsa kita.
MOH KHORY ALFARIZI