TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan elektabilitas Joko Widodo di Jawa Barat unggul dari Prabowo Subianto. Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan mengatakan hal ini adalah keunggulan Jokowi yang pertama kalinya sejak pemilihan presiden 2014.
"Dari simulasi dua nama, Jokowi memperoleh dukungan 48,8 persen, sementara Prabowo 43,8 persen," kata Djayadi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis, 2 November 2017.
Djayadi mengatakan dukungan terhadap Jokowi mengalami peningkatan sekitar 7,3 persen sejak Mei 2017. Sedangkan dalam periode yang sama, dukungan Prabowo mengalami penurunan sekitar 8,5 persen.
Baca: Elektabilitas Jokowi Lebih Tinggi dari Prabowo, Gerindra: Wajar
Angka ini berubah dari tren pilpres 2014. Saat itu, Jokowi kalah dari Prabowo dengan perolehan suara 40,2 persen lawan 59,8 persen. "Bila tren ini berlanjut, peluang Jokowi untuk memenangkan pilpres di Jawa Barat semakin besar," kata Djayadi.
Menurut Djayadi, perubahan tren ini disebabkan berubahnya pandangan masyarakat Jawa Barat terhadap Jokowi. Djayadi menilai Jokowi menaruh perhatian khusus pada Jawa Barat, terbukti dengan sejumlah kunjungan dan beberapa proyek infrastruktur besar yang dikerjakan pemerintah di provinsi tersebut.
Baca: SMRC: Ridwan Kamil Berpeluang Menang Pilgub Jabar 2018
"Saya kira faktor utama karena masyarakat Jabar melihat Jokowi beda dengan dulu. Dia sudah menunjukkan karya-karyanya yang bisa dinilai," kata Djayadi.
Jika dikaitkan dengan konteks pemilihan gubernur Jawa Barat, SMRC mencatat bahwa suara pendukung Jokowi ini menyebar ke semua pendukung calon-calon gubernur potensial, kecuali Dedi Mulyadi. Dari simulasi lima nama, Jokowi unggul di kalangan pendukung Aa Gym (51,3 persen berbanding 44,7 persen dengan Prabowo), Deddy Mizwar (49,2 persen berbanding 45,9 persen), Dede Yusuf Macan Effendi (61,3 persen berbanding 37,7 persen), dan Ridwan Kamil (49,9 persen berbanding 46,3 persen). Di kalangan pendukung Dedi Mulyadi, Jokowi kalah dari Prabowo dengan perolehan 38,6 persen berbanding 54,4 persen.
Menurut Djayadi, Pilgub Jawa Barat itu penting karena provinsi ini menyumbang 18 persen pemilih nasional. Suara di Jawa Barat akan berpengaruh terhadap perolehan suara nasional dalam pemilu presiden 2019. Prediksi ini juga berkaca pada pilpres 2014. Dukungan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan kepada Prabowo Subianto saat itu, menurut Djayadi, berperan dalam memenangkan Prabowo di Jawa Barat.