TEMPO.CO, Ambon - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan sebanyak 88 gempa bumi tektonik terjadi di Kota Ambon sejak Selasa, 31 Oktober 2017, sekitar pukul 18.50 WIT hingga Rabu, 1 November 2017, pukul 11.00 WIT.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Ambon, Andi Azhar Rusdin mengatakan, dari gempa yang tercatat, tiga di antaranya terjadi berdekatan sebelum gempa utama berkekuatan 6,2 skala richter dengan pusat gempa di kedalaman 10 kilometer dan 38 kilometer dan terletak di 37 kilometer barat daya Kota Ambon.
Baca: Gempa Ambon Susulan 4,2 SR Terjadi pada Rabu Dinihari
"Sejak Selasa malam sampai pukul 11 siang ini tercatat sebanyak 88 kali gempa terjadi di Kota Ambon, 11 kali dapat dirasakan getarannya," ujarnya, Rabu, 1 November 2017.
Gempa tersebut terjadi karena adanya patahan di dasar laut selatan Pulau Ambon yang naik. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya gempa di sebelah barat daya Ambon.
Menurut Andi, patahan tersebut masih aktif sehingga masih berpotensi terjadi gempa susulan dengan kekuatan kecil. Hingga hari ini pukul 13.56 WIT, gempa bumi dengan kekuatan 3,1 SR masih terjadi. "Potensi gempa akan masih terus terjadi, namun dengan kekuatan kecil di titik lokasi gempa yang sama," ujarnya.
Baca juga: Gempa Ambon, BNPB Masih Melakukan Pendataan
Gempa bumi ini mengakibatkan sejumlah bangunan rusak. Bandara Pattimura mengalami kerusakan kacara pada tower , plafon dan dinding. Maluku City Mal juga rusak pada bagian plafon dan lantai dua.