TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pulau reklamasi yang terlanjur sudah jadi bisa tetap dimanfaatkan. Penghentian reklamasi hanya dilakukan pada pulau baru yang belum terbangun.
"Pemerintah juga tidak mengatakan akan melanjutkan, tapi apa yang sudah dijalankan itu diteruskan. Dan saya kira Pemerintah DKI juga sependapat itu," kata Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat pada Selasa, 31 Oktober 2017.
Baca: KPK Dalami Dugaan Korupsi Korporasi dalam Proyek Reklamasi
Pernyataan Kalla itu untuk menjawab pertanyaan soal beda pendapat antara Pemprov DKI Jakarta dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman. Pemprov DKI mengatakan akan menghentikan reklamasi, sementara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan reklamasi tak akan dihentikan.
Menurut Kalla, pulau reklamasi yang sudah terbangun tidak mungkin dibongkar. Sebab, ongkos untuk membongkar bisa lebih besar ketimbang membuatnya. Karena itu, Pemprov DKI telah berbicara soal penggunaan pulau yang telah ada (existing).
Baca: Cerita Lobi Pengembang Pulau Reklamasi ke Anies Baswedan
"Kalau DKI ngomong bagaimana penggunaannya, itu berarti kan yang ada tentu harus dilanjutkan, yang existing. Yang baru tentu tidak," kata Kalla.
Kalla mengatakan dalam pertemuan dirinya dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubenur Sandiaga Uno pada Kamis, 26 Oktober 2017, pembicaraan soal reklamasi juga sempat disinggung. Dalam kesempatan itu, dia telah berbicara dengan Anies bahwa persoalan reklamasi harus membawa manfaat bagi masyarakat dan pemerintah.
Karena itu, pulau reklamasi yang sudah terbangun, misalnya Pulau C dan D, harus dimanfaatkan. "Otomatis, karena mau diapakan? Malah lebih rusak lagi kalau tidak dipelihara. Tapi itu harus melalui pengaturan yang menguntungkan masyarakat banyak dan Pemda," ujar Kalla.
Kalla mengatakan saat itu Anies-Sandi merespon bahwa tidak ada cara lain terhadap kasus reklamasi selain memanfaatkan yang sudah ada. "Tidak ada cara lain. Cara lain hanya mebongkar ulang, bagaimana membongkar ulangnya? Tidak dipakai malah lebih merusak. Kalau dipakai kan ada yang memelihara," ujarnya.