TEMPO.CO, Mataram - Dua jenazah terduga teroris asal Bima, Nusa Tenggara Barat, yang tewas dalam baku tembak dengan Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror dibantu anggota kepolisian setempat, tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, pada Selasa pagi. Baku tembak antara aparat dan kelompok teroris terjadi pada Senin kemarin.
Kedua jenazah yang saat ini telah berada di ruang otopsi RS Bhayangkara Mataram itu, tiba pada Selasa, pukul 06.15 WITA, dengan pengawalan ketat Tim Satuan Brimob Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat. "Kami sudah hubungi pihak keluarganya dan sekarang masih dalam perjalanan ke sini," kata Wakil Kepala Polda NTB Komisaris Besar Tajuddin usai melihat kedua jenazah itu di RS Bhayangkara Mataram, Selasa, 31 Oktober 2017.
Baca: Wakapolda NTB: Kontak Tembak, 2 Terduga Teroris Tewas di Bima
Tajuddin belum mau mengungkapkan secara detail mengenai identitas keduanya. Namun, dia memastikan identitas keduanya sudah dikantongi oleh aparat, termasuk identitas sisa kelompok teroris lain yang diketahui kabur usai baku tembak.
"Untuk identitasnya sudah ada, termasuk kelompoknya. Sekarang anggota masih di lapangan melakukan pengejaran," kata Tajuddin.
Baca: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Serpong
Baku tembak antara aparat dengan kelompok teroris itu, terjadi pada Senin kemarin sekitar pukul 09.50 WITA, di Gunung Ritu Asa Kota, Desa Mawu Rite, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima. Akibat kontak tembak tersebut, dua anggota dari kelompok teroris asal Bima, dinyatakan tewas.
Menurut informasi yang dihimpun, identitas dua terduga teroris yang tewas dalam kontak tembak itu adalah Muhammad Amirullah alias One Dance, 37 tahun, dan Rahmad Fadhlidzil Jalal alias Yaman (27).