TEMPO.CO, Jombang – Publik masih bertanya-tanya isi pembicaraan antara Wakil Presiden Jusuf Kalla dan putra sulung mantan presiden Susilo Bambang Yudohoyono, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), di Makassar, Sabtu, 28 Oktober 2017.
Namun, Kalla tak menyebut ada agenda politik di balik pertemuannya dengan AHY. “Hanya silaturahmi dan tentu dia (AHY) menyampaikan tentang kunjungannya di Makassar,” kata Kalla saat berada di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Ahad, 29 Oktober 2017.
Baca: Jokowi Masih Rahasiakan Isi Pertemuannya dengan SBY
Selama tiga hari, 26-28 Oktober 2017, di Makassar, AHY memang menghadiri sejumlah kegiatan. Di antaranya memberikan kuliah umum kebangsaan di Universitas Hasanuddin dan bertemu dengan jajaran pengurus Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Sulawesi Selatan dan seluruh Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat se-Sulawesi Selatan.
Kalla juga tak menyebutkan apakah pertemuannya dengan AHY berkaitan dengan pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Yudhoyono di Istana Merdeka, Jumat, 27 Oktober 2017. Menurut Kalla, pertemuan antara Jokowi dan SBY hanya silaturahmi pemimpin dan mantan pemimpin.
“Itu kan silaturahmi. Kalau pemimpin silaturahmi itu kan jarang antara presiden dan mantan presiden,” katanya. Menurut dia, tradisi silaturahmi antar-pemimpin itu bisa berdampak positif bagi masyarakat. “Kalau pemimpin bersatu, rakyat kan bersatu."
Simak: Makan Siang dengan Jokowi, AHY Tidak Mewakili Demokrat
Selama di Jombang, Kalla menghadiri pertemuan antar-pemuda lintas iman se-ASEAN dan dunia atau ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) 2017 di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu).
Setelah memberikan pengarahan di hadapan ratusan pemuda dari 21 negara itu, Kalla bertemu dengan KH Salahudin Wahid atau Gus Solah di Pesantren Tebuireng, Jombang. Kalla menampik ada agenda tertentu terkait dengan kunjungannya ke Tebuireng. “Hanya silaturahmi karena beliau (Gus Solah) sahabat lama dan enggak afdol kalau ke Jombang tidak mampir ke Tebuireng,” ujar Kalla.
ISHOMUDDIN