TEMPO.CO, Semarang - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan Jawa Tengah Masruhan Syamsuri mengatakan partainya menjajaki banyak peluang dalam menghadapi pemilihan Gubernur Jawa Tengah atau pilgub Jateng 2018. Dikatakan berkepala banyak, menurut Masruhan, karena semua kader partai berlambang Kabah itu, yang berpotensial, akan diikutkan dalam proses pencalonan pilgub Jawa Tengah.
"Bukan kepala dua, mungkin kami berkepala banyak. Artinya, semua kami jajaki," ujarnya kepada Tempo, Minggu, 29 Oktober 2017.
Masruhan mengakui, selama ini, kader potensialnya sudah ada yang mendaftar ke partai lain. Mereka di antaranya mantan Bupati Blora Abu Nafi serta Bupati Jepara Ahmad Marzuki. Abu dan Marzuki secara resmi mendaftar sebagai bakal calon gubernur melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Jawa Tengah. Hal itulah yang kemudian disebut sebagai koalisi "Semangka Bangjo" oleh PPP.
Baca juga: 5 Kelompok Tanyakan Syarat Calon Independen Pilgub Jawa Tengah
Jika keduanya tak laku untuk dimajukan ke pilgub Jawa Tengah, Masruhan mengatakan PPP masih memiliki kader lain untuk dijajakan. Salah satunya Ahmad Muqowam, yang kini menjabat anggota Dewan Perwakilan Daerah, yang mewakili Jawa Tengah.
Masruhan mengatakan PPP harus menjalin koalisi karena perolehan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah tak mencukupi untuk mengusung calon sendiri. Karena itu, kata dia, PPP juga menjalin komunikasi dengan partai lain. "Kami tidak bisa (mencalonkan) sendiri, kami harus koalisi. Kami juga punya hubungan baik dengan partai lain, seperti Golkar dan Demokrat, di Jawa Tengah," ucapnya.
Masruhan mengaku penjajakan di semua lini lantaran tak ingin kehilangan momen, seperti yang terjadi pada pilgub Jateng 2013 lalu. Ia beralasan, saat pilgub 2013, partainya mengusung calon dari koalisi yang terbentuk secara dadakan.
Baca juga: Bursa Nama di Survei Internal Demokrat untuk Pilgub Jateng
"Itu enggak bagus. Koalisi dadakan yang terbentuk tidak sehat untuk pendidikan politik kepada masyarakat. Mereka jadi sempit waktunya untuk mengenali siapa calon pilihannya. Jadi yang baik adalah masyarakat mampu mengkritisi figur yang akan dipilihnya. Seperti Sudirman Said dan Marwan Jafar yang sudah terjun, saya respek soal itu," tuturnya.
Menurut Masruhan, pengenalan tokoh di awal lebih baik meski koalisi partai pendukungnya belum terbentuk. Karena itu, PPP mulai menawarkan Abu Nafi, Ahmad Marzuki, dan Ahmad Muqowam.
FITRIA RAHMAWATI