INFO JABAR - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan para santri harus berperan dalam kemajuan peradaban bangsa yang utuh. Menurut dia, santri memiliki kekuatan luar biasa, yakni kekuatan yang sudah dipancangkan Kiyai Hasyim Asy'ari melalui fatwanya Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945.
“Melalui resolusi jihad, setiap Muslim wajib memerangi penjajah. Ditambah pernyataan para kyai yang mendukung resolusi jihad sebagai perang melawan agresi Belanda kedua. Saat itu , perjuangan santri dalam merebut kemerdekaan tampak menonjol dan paling heroik," kata Aher, sapaan Gubernur, pada peringatan Hari Santri Nasional tingkat Provinsi Jawa Barat, yang digelar di Alun-Alun Masjid Raya Bandung, Provinsi Jawa Barat, Kamis, 26 Oktober 2017.
Baca Juga:
Ribuan santri dari berbagai kabupaten atau kota di Jawa Barat tampak berkumpul di lapangan hijau depan Masjid Raya tersebut. Tonggak Hari Santri Nasional adalah semangat untuk mengenang para santri yang berjuang melawan penjajah. Hari Santri Nasional sendiri sudah ada sejak tiga tahun lalu, yakni melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.
Menurut Aher, santri menjadi pemilik saham terbesar negeri ini. Wajar setelah Indonesia merdeka, para santri dan ulama harus jadi yang terdepan dan dominan dalam mengisi kemerdekaan ini. Termasuk dalam mengawal kemajuan peradaban yang utuh, perlu diperkuat dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), yang diiringi iman dan takwa (IMTAK). “Keilmuan yang berasal dari kitab suci Al-Quran dan sunah-sunah Nabi berisi sejumlah pengetahuan, berisikan tata nilai kehidupan agar manusia lebih terarah di dunia dan akhirat,” ujarnya.
Aher menjelaskan dalam dunia santri telah dibiasakan hidup rukun dalam keberagaman. Contohnya, di sebuah pesantren, santri yang mondok, tidak hanya dari daerah setempat saja, tapi mereka terhimpun dari berbagai daerah di Indonesia. Dengan karakter yang beragam, mereka berkumpul menimba ilmu agama bersama-sama dalam bingkai kebinekaan. Di samping itu, hidup damai dengan umat lainnya merupakan nilai yang tak pernah lupa ditanamkan pada diri para santri. "Warna-warni kehidupan bukanlah sebuah mutu, tapi mutu kehidupan dihasilkan dari kualitas diri," ucapnya.
Baca Juga:
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Barat Akhmad Buchori mengatakan Hari Santri Nasional merupakan bukti sejarah, bukti keberadaan ulama, dan santri yang diakui negara berpartisipasi dalam proses kemerdekaan Republik Indonesia, juga mengisi serta berkecimpung di berbagai bidang di dalamnya.
Dengan adanya Hari Santri Nasional, keberadaan santri mempunyai tempat yang mulia dan diakui secara institusional. "Hari santri kebanggaan kita bersama. Dengan peringatan Hari Santri Nasional, kita perlu mengingat perjuangan para ulama dan santri-santri kita," tuturnya. (*)