TEMPO.CO, Jakarta - Bupati Nganjuk Taufiqqurahman terjaring operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu, 25 Oktober 2017. Taufiqqurahman ditangkap bersama sang istri Ita Triwibawati. Ita digadang-gadang akan menjadi calon bupati dalam Pilkada 2018 mendatang.
Partai Golkar yang mencalonkan Ita telah mendapat informasi ihwal penangkapan ini.
Pelaksana harian ketua DPD Golkar Kabupaten Nganjuk Firman Adi mengatakan penangkapan Ita Triwibawati oleh KPK sudah dilaporkan ke DPP Golkar.
Sebab secara resmi partai tersebut sudah mengeluarkan rekomendasi untuk mengusung Ita sebagai calon Bupati Nganjuk. “Rekom sudah keluar, tapi belum sempat kita berikan kepada yang bersangkutan,” kata Firman kepada Tempo, Kamis 26 Oktober 2017.
Baca juga: OTT Bupati Nganjuk, KPK Sita Uang Ratusan Juta Rupiah
Hingga saat ini DPD Golkar juga belum bisa berkomunikasi dengan Ita untuk mengklarifikasi kabar penangkapan tersebut. Karena itu DPD Golkar juga belum bisa menentukan sikap atas proses pencalonannya mengikuti pemilihan kepala daerah.
Namun dia mengakui jika peristiwa ini akan sangat memengaruhi elektabilitas Ita sebagai calon bupati. Tetapi secara organisasi partai, DPD Golkar Nganjuk belum akan melakukan penjaringan ulang hingga muncul keputusan baru dari DPP. “Jelas mempengaruhi, tetapi kita tunggu dulu petunjuk dari DPP,” kata Firman.
Baliho kampanye bergambar Ita Triwibawati saat ini mendominasi wajah Kabupaten Nganjuk. Sejak memasuki wilayah Kabupaten Nganjuk hingga sepanjang jalan protokol terpampang baliho besar bergambar Ita yang dipopulerkan menjadi Bunda Ita. Istri Bupati Taufiqqurahman ini berpose setengah badan dengan tagline Ayo berteman, Ayo berpikir positif, Ayo berwawasan luas. Selain istri Bupati Nganjuk, Ita Triwibawati juga aktif menjabat Sekretaris Daerah Jombang hingga sekarang.
Selain Golkar, Ita Triwibawati juga mendaftarkan diri menjadi calon bupati melalui Partai NasDem. Namun hingga kini NasDem belum mengeluarkan rekomendasi kepada Ita.
Jika memenangi pilkada pada tahun 2018 mendatang, Ita dipastikan mengikuti jejak Bupati Kediri Haryanti Sutrisno membentuk dinasti politik. Haryanti menjabat sebagai Bupati Kediri dua periode setelah menggantikan suaminya Sutrisno yang memimpin Kabupaten Kediri selama dua periode. Alhasil keluarga Sutrisno ini menguasai Pemerintah Kabupaten Kediri selama 20 tahun.
Baca juga: Terjaring OTT, Bupati Nganjuk Ternyata Punya Catatan Prestasi
Jon William Waduwe, salah satu aktivis pergerakan anti korupsi di Nganjuk mengapresiasi penangkapan Bupati Nganjuk Taufiqqurahman. Menurut dia masyarakat Nganjuk sudah menunggu kiprah aparat penegak hukum atas praktik-praktik korupsi yang diduga dilakukan Bupati Taufiqqurahman. “Masyarakat Nganjuk mendukung penuh langkah KPK,” tegasnya.
Dia juga meminta agar partai politik di Nganjuk tak mengusung Ita menjadi calon bupati. Sebab jika pemerintahan ini diteruskan istri Taufiq, diduga akan berpotensi menciptakan gurita korupsi dan kolusi di Kabupaten Nganjuk.