Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kuburan Massal Korban Sejarah 1965 Kembali Ditemukan

image-gnews
Ketua Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965/1966 (YPKP65) Bedjo Untung dan rombongan mengadukan sejumlah laporan dan temuan baru terkait genosida 1965 kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Jakarta, 24 Oktober 2017. Tempo/Fajar Pebrianto
Ketua Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965/1966 (YPKP65) Bedjo Untung dan rombongan mengadukan sejumlah laporan dan temuan baru terkait genosida 1965 kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Jakarta, 24 Oktober 2017. Tempo/Fajar Pebrianto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965 atau YPKP65 mengklaim telah menemukan 10 lokasi kuburan massal yang disinyalir korban sejarah 1965. "Lokasi baru itu tersebar di lima daerah di pulau Jawa," ujar Ketua YPKP65 Bedjo Untung," ujarnya saat melaporkan temuan kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Jl. Latuharhary, Jakata Pusat, Selasa, 24 Oktober 2017.

Temuan terdeteksi di tiga lokasi di Jawa Tengah, yakni Purwodadi, Cilacap, Krobokan Semarang. Satu lokasi lain terletak di Sukabumi, Jawa Barat, sisanya di Magetan, Jawa Timur. Dengan temuan tersebut, kata Bedjo, total temuan lokasi kuburan massal korban sejarah 1965 mencapai 132 tempat. "Temuan ini semakin menguatkan adanya pembunuhan massa pada tahun 1965," kata dia.

Baca: TERBONGKAR: Di Sini Lokasi Rahasia Kuburan Massal Korban 1965

Bedjo menjelaskan, temuan 122 kuburan massal korban sejarah 1965 sebelumnya mayoritas terletak di Jawa Tengah. Para korban tersebar di 50 lokasi dengan jumlah 5.543 jiwa. Lokasi temuan lain yang cukup banyak terdapat di Jawa Timur dengan 28 lokasi dan Sumatera Barat dengan 21 lokasi. Lokasi kuburan massa lain disinyalir masih tersebar di banyak tempat. "Kemungkinan masih akan bertambah. "," ujarnya.

Bedjo bersama lima anggota YPKP65 mendatangi kantor Komnas HAM hari ini guna mengadukan sejumlah temuan dan laporan. Selain soal temuan kuburan massal baru, YPKP65 juga melaporkan tindakan intimidasi oleh tentara dan sejumlah organisasi kemasyarakatan terhadap anggota mereka. Mereka juga menyerahkan sejumlah dokumen rahasia Amerika Serikat seputar sejarah 1965 yang telah terdeklasifikasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Datangi Komnas HAM, Bedjo Untung YPKP65 Laporkan Dokumen AS

Lokasi kuburan massal ditelusuri anggota YPKP65 dengan menggandalkan informasi dari pelaku maupun korban 1965 yang masih hidup. "Mereka orang-orang daerah itu, kira-kira ada sekitar sepuluh orang di setiap Kabupaten/Kota," kata Bedjo. Bedjo meminta Komnas HAM mendata temuan tersebut dan mengungkap sejarah kekerasan yang terjadi pascatragedi sejarah 1965.

Komisioner Komnas HAM, Muhammad Nurkhoiron, yang menerima laporan tersebut berjanji bakal menindaklanjuti temuan YPKP65 meski 13 komisioner Komnas HAM saat ini akan mengakhiri masa jabatan. Ia memastikan pengaduan YPKP65 akan diteruskan ke komisioner baru nantinya. "Seluruh penyelidikan dari Komnas HAM dipastikan akan terus berjalan,” kata Nurkhoiron.

FAJAR PEBRIANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Agus Widjojo, Gubernur Lemhannas yang Menginisiasi Rekonsiliasi Tragedi 1965

5 Oktober 2021

Gubernur Lemhanas yang baru, Agus Widjojo, tiba dalam pelantikan di Istana Negara, Jakarta, 15 April 2016. TEMPO/Subekti.
Agus Widjojo, Gubernur Lemhannas yang Menginisiasi Rekonsiliasi Tragedi 1965

Agus Widjojo merupakan Gubernur Lemhannas yang menginisiasi Rekonsiliasi Tragedi '65. Berikut adalah profil singkatnya.


Gus Dur dan Permintaan Maaf atas Pembantaian 1965

4 Oktober 2021

Ilustrasi Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid). (Foto Antara)
Gus Dur dan Permintaan Maaf atas Pembantaian 1965

Gus Dur pernah meminta maaf atas pembantaian yang menimpa ratusan ribu terduga simpatisan PKI setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S)


Kisah S. Parman yang Memiliki Kakak Petinggi PKI

1 Oktober 2021

Diorama adegan saat anggota PKI menyiksa dan menawan Mayjen S Parman, Mayjen Suprapto, Brigjen Sutoyo dan Lettu Pierre Tendean di dalam Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur. Menjelang peringatan G30S, monumen ini akan ramai dikunjungi warga. TEMPO/Subekti.
Kisah S. Parman yang Memiliki Kakak Petinggi PKI

S. Parman memiliki kakak yang merupakan petinggi PKI dan diduga mengetahui rencana penculikan para jenderal pada aksi G30S


Tiga Versi Cerita G30S Ini Memiliki Dalang yang Berbeda-Beda

30 September 2021

Warga menyaksikan film pengkhianatan G30S/PKI pada acara nonton bareng di Bundaran Mall Graha Cijantung, Jakarta, 23 September 2017. Berikut foto-foto suasana acara nonton bareng film G30S/PKI yang digelar di sejumlah daerah. ANTARA FOTO
Tiga Versi Cerita G30S Ini Memiliki Dalang yang Berbeda-Beda

Siapa dalang sebenarnya di balik peristiwa G30S hingga kini masih menuai pertanyaan. Ada yang menyebut PKI, konflik militer, hingga CIA


Sebelum 1965, PKI Pernah Terlibat dalam Dua Pemberontakan Ini

30 September 2021

Petugas mengecat Monumen Korban Keganasan PKI Tahun 1948 di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. TEMPO/Ishomuddin
Sebelum 1965, PKI Pernah Terlibat dalam Dua Pemberontakan Ini

PKI pernah terlibat dua pemberontakan melawan penjajahan kolonial Hindia Belanda


Duka Maria dan Rukmini, Dua Wanita Istimewa Pierre Tendean

29 September 2021

Diorama adegan saat anggota PKI menyiksa dan menawan Mayjen S Parman, Mayjen Suprapto, Brigjen Sutoyo dan Lettu Pierre Tendean di dalam Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur. Menjelang peringatan G30S, monumen ini akan ramai dikunjungi warga. TEMPO/Subekti.
Duka Maria dan Rukmini, Dua Wanita Istimewa Pierre Tendean

Kesehatan Maria Elizabeth Cornet menurun setelah anaknya, Pierre Tendean, wafat. Sementara Rukmini butuh bertahun-tahun memulihkan perasaannya


Dua Film Ini Punya Kisah Alternatif Mengenai Tragedi 1965

29 September 2021

Adegan film dokumenter
Dua Film Ini Punya Kisah Alternatif Mengenai Tragedi 1965

Jagal dan Senyap, dua film karya Joshua Oppenheimer ini punya cerita alternatif mengenai tragedi 1965


Mereka yang Terasingkan di Negeri Orang usai G30S

29 September 2021

wartawan Umar Said (kanan)
Mereka yang Terasingkan di Negeri Orang usai G30S

Setelah peristiwa G30S, pemerintahan Soeharto mencabut paspor mahasiwa Indonesia yang kuliah di negara-negara komunis


Bicara Desukarnoisasi, Megawati Minta Nadiem Luruskan Sejarah 1965

24 November 2020

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan pengarahan kepada calon kepala daerah yang direkomendasikan PDIP di Pilkada 2020. Pengarahan digelar di Kantor DPP PDIP, Jakarta, 19 Februari 2020. Tempo/Friski Riana
Bicara Desukarnoisasi, Megawati Minta Nadiem Luruskan Sejarah 1965

Megawati menilai sejarah di masa 1965-1967 seperti dipotong dan dihapus oleh pemerintah Orde Baru.


YPKP 65 Laporkan 346 Kuburan Massal Korban 1965 ke Komnas HAM

3 Oktober 2019

Komisioner Komnas HAM Amiruddin saat menerima Ketua Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965/1966 (YPKP 65) Bedjo Untung di Gedung Komnas HAM, Jakarta, 15 November 2017. YPKP 65 melaporkan bukti baru berupa penemuan kuburan massal di Grobogan, Purwodadi, Jawa Tengah. TEMPO/Subekti.
YPKP 65 Laporkan 346 Kuburan Massal Korban 1965 ke Komnas HAM

YPKP 65, kata Bedjo, siap bekerja sama dengan Komnas HAM untuk menunjukkan lokasi keseluruhan kuburan massal.