TEMPO.CO, Bangkalan - Jenazah Hosrin, 38 tahun, Tenaga Kerja Indonesia (TKI), yang tewas dalam musibah longsor di Penang, Malaysia, telah dipulangkan ke rumah duka di Desa Bator, Kecamatan Klampis, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Senin malam, 23 Oktober 2017. “Jenazah tiba pukul 12 malam kurang seperempat,” kata Kepala Polsek Klampis Ajun Komisaris L.M. Effendi.
Kedatangan jenazah molor hampir tiga jam karena semula diperkirakan tiba di rumah duka pukul 21.00. Jenazah Hosrin, yang dibawa mobil ambulans, terpaksa diturunkan di halaman masjid Desa Bator karena jalan desa tak muat dimasuki mobil.
Baca: Dede Yusuf: Revisi UU Perlindungan TKI Pangkas Wewenang Swasta
Meski telah sampai di masjid, jenazah tak langsung disalatkan. Sebab, keluarga ingin membawa ke rumah duka lebih dulu untuk membongkar peti. Keluarga ingin melihat wajah almarhum untuk terakhir kali. Saat dibongkar, jenazah Hosrin dibungkus kantong mayat warna cokelat dan peti kayu dibungkus karung goni.
Ahmat, keluarga almarhum, mengatakan Hosrin sudah tujuh tahun menjadi TKI di Malaysia. Setiap dua tahun, dia pulang kampung. Namun selama tiga tahun terakhir Hosrin tidak pulang hingga dikabarkan meninggal. “Dia punya dua anak, yang besar sudah SMP (sekolah menengah pertama),” ujarnya.
Simak: Percaloan Buruh Migran Indonesia Marak di Desa
Pelaksana fungsi Konsular Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Penang, Neni Kurniati, menuturkan Hosrim bekerja sebagai buruh bangunan dalam proyek pembangunan kondominium 45 lantai di Tar College, Tanjung Bungah, Penang. Pada Sabtu, 21 Oktober 2017, terjadi tanah longsor di lokasi proyek sedalam 10 meter.
Dalam musibah itu, 14 orang pekerja menjadi korban, yakni 1 warga Cina, 9 warga Bangladesh, 1 warga Pakistan, 1 warga Rohingya, dan 2 warga Indonesia. Dua warga Indonesia yang menjadi korban ialah Erwin dari Gresik dan Hosrin dari Bangkalan. “Total WNI yang bekerja di proyek itu sekitar 45 orang,” kata Neni.
Musibah longsor terjadi sekitar pukul 09.00 waktu Penang. Jenasah Hosrin ditemukan menjelang tengah malam sekitar pukul 23.30 waktu setempat. “WNI yang jadi korban dipastikan hanya dua,” ujarnya.
MUSTHOFA BISRI