INFO MPR - Selama 72 tahun Indonesia merdeka, bangsa ini tak pernah lepas dari rongrong, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Mahyudin saat memberi sambutan dalam sosialisasi empat pilar kepada ratusan anggota Ikatan Wanita Sulawesi Selatan di Jakarta, 24 Oktober 2017.
Lebih lanjut, kata Mahyudin, setelah Indonesia merdeka, Belanda dan Inggris ingin kembali menguasai negeri ini dengan agresi militer. Setelah beberapa tahun kemudian, muncul berbagai pemberontakan di berbagai daerah. "Ancaman itu tak pernah selesai. Meski demikian, allhamdulillah kita masih utuh," katanya.
Baca Juga:
Untuk itu, dia mengajak semua agar membangun kesadaran. Bila ada organisasi masyarakat yang mempunyai potensi memecah belah bangsa, hal itu harus dibendung. "Yang jelas NKRI utuh dengan dasar Pancasila," ujarnya.
Dalam sosialisasi tersebut, Mahyudin menyebut empat pilar sebagai alat pemersatu bangsa. Mahyudin mengatakan bangsa ini terdiri atas beragam suku, bahasa, agama, dan perbedaan lainnya. Perbedaan tersebut harus disatukan dalam Indonesia.
Mahyudin membandingkan dengan negara lain, meski mereka satu agama dan bahasa, tapi mereka selalu berkonflik. "Sehingga penduduknya tak bisa hidup normal," ucapnya. "Hal demikian bisa terjadi karena mereka perang saudara," tuturnya. Hal demikian persis seperti saat bangsa Indonesia dijajah bangsa asing. Mahyudin memaparkan bangsa Indonesia dijajah bangsa asing selama ratusan tahun karena kita mudah diadu domba. "Sejarah kelam ini tak boleh terulang," ujarnya.
Baca Juga:
Sosialisasi yang dilakukan pada hari itu bukan kegiatan seremonial MPR, tapi upaya MPR menanamkan paham kebangsaan di semua jiwa rakyat Indonesia agar empat pilar menjadi perilaku keseharian.
Menyatukan keberagaman, menurut Mahyudin, tak mudah. Satu-satunya alat yang bisa menyatukan adalah menanamkan Pancasila lewat pendidikan. "Makanya kita harus pintar agar tak mudah diadudomba," ucapnya.
Mahyudin mengajak semua untuk merenungi serta mensyukuri keberadaan bangsa ini. "NKRI harga mati, jangan ada pikiran memisahkan diri," katanya. Menurut dia, bangsa Indonesia bisa hidup seperti saat ini karena berkah dari kemerdekaan yang harus disyukuri. "Berkah dari Allah."(*)