TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Kajian Kebijakan Politik Gerindra Ahmad Riza Patria memuji kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla selama tiga tahun dalam bidang infrastruktur. Namun dia mengkritisi pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Kereta cepat Jakarta-Bandung itu kurang efektif menurut saya," ujarnya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta, Ahad, 22 Oktober 2017.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung adalah salah satu bagian dari pembangunan infrastruktur Jokowi. Rencananya, proyek kereta cepat ini akan membentang dari Stasiun Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, hingga Stasiun Tegalluar, Bandung, Jawa Barat. Kedua stasiun itu akan dipisahkan dua stasiun lain, yaitu Stasiun Karawang dan Stasiun Walini. Panjang totalnya sekitar 142 kilometer.
Baca juga: Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Lahan di Halim Mulai Dibebaskan
Menurut Riza, transportasi dari Jakarta ke Bandung sudah lebih baik dengan jalan tol. Jadi, kata dia, proyek kereta cepat itu tidak perlu dan tidak efektif. "Malah jadinya menghambur-hamburkan uang," ucapnya.
Menurut Riza, proyek kereta cepat ini memiliki anggaran yang lumayan besar karena angkanya bisa dua kali lipat dari pembangunan yang sama di luar negeri, seperti di Cina dan Rusia. Dia mengatakan hal itu malah menambah masalah baru. "Ini akan membebankan ekonomi kita. Anak cucu kita itu yang akan membayar," katanya.
Riza menambahkan, selain kurang efektif, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bermasalah dalam perizinan. "Seharusnya Jakarta-Surabaya saja, tidak perlu Jakarta-Bandung," tuturnya.