Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Tahun Jokowi-JK, Akademikus Soroti Menguatnya Radikalisme

image-gnews
Ahmad Syafii Maarif. Foto: PITO AGUSTIN RUDIANA
Ahmad Syafii Maarif. Foto: PITO AGUSTIN RUDIANA
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Budayawan dan akademikus memberikan sejumlah masukan kepada Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk melawan radikalisme melalui penguatan nilai-nilai Pancasila hingga ke daerah-daerah di seluruh Indonesia.

Menguatnya radikalisme di lembaga pendidikan, dari tataran pendidikan anak usia dini (paud) hingga perguruan tinggi menjadi sorotan dalam seminar bertema "Bisikan dari Jogja: Refleksi dan Evaluasi Bidang Kebudayaan Tiga Tahun Pemerintahan Jokowi-JK" di Jogjakarta Plaza Hotel, Yogyakarta, Sabtu-Minggu, 21-22 Oktober 2017.

Baca: BNPT Bicara Bahaya Penyebaran Radikalisme dan Terorisme

Acara itu menghadirkan sejumlah pembicara, antara lain mantan Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif dan cendekiawan Ignas Kleden. Ada juga kalangan akademikus dan budayawan yang membahas rekomendasi dalam diskusi kelompok terfokus.

Ketua panitia pelaksana seminar Baskara T. Wardaya mengatakan globalisasi membawa dua sisi bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Di satu sisi, globalisasi menyatukan orang sehingga setiap orang mudah terhubung.

Namun, di sisi lain globalisasi juga membawa gagasan-gagasan yang berlawanan dengan ideologi Pancasila. “Radikalisme menjadi hambatan. Kami memberikan masukan agar pemahaman nilai-nilai Pancasila dikuatkan hingga ke daerah-daerah untuk mengatasi radikalisme,” kata Baskara, Ahad, 22 Oktober 2017.

Simak: Lawan Radikalisme, Ribuan Rektor Berkumpul di Bali

Scroll Untuk Melanjutkan

Selain menyusun sejumlah rekomendasi kepada pemerintah Jokowi-JK, para tokoh itu mengapresiasi Jokowi-JK yang memberikan banyak kebaruan dalam masyarakat. Baskara mencontohkan, pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal. Di samping itu, terdapat aturan-aturan tentang kebudayaan. Jokowi yang merakyat juga menjadi sesuatu yang diapresiasi.

Adapun Syafii Maarif mengatakan radikalisme menjadi masalah global yang membahayakan kehidupan. Ia memberikan masukan agar Presiden Jokowi mencari orang yang benar-benar mengerti tentang radikalisme. “Pak Jokowi perlu orang-orang Islam yang paham agama, moderat, dan berpikir pada substansi Islam,” kata tokoh senior yang akrab disapa Buya itu.

Lihat: Ribuan Rektor Deklarasi Perang Melawan Radikalisme

Buya juga menyinggung soal radikalisme yang masuk ke lembaga pendidikan. Ia prihatin karena para dosen dan gurunya pun mengajarkan radikalisme. Menurut Buya, bila radikalisme tidak segera dipangkas, akan mengerikan dan merusak bangsa.

Syafii Maarif menyarankan pemerintah mengumpulkan dinas pendidikan di seluruh daerah untuk membicarakan riset-riset lembaga, seperti Wahid Institute, Maarif Institute, dan Setara Institute, yang telah banyak mengkaji tentang radikalisme di lembaga pendidikan.

SHINTA MAHARANI

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

16 April 2021

Para pendukung partai politik Islam Tehreek-e-Labaik Pakistan (TLP) berlindung di tengah jet air selama protes terhadap penangkapan pemimpin mereka di Lahore, Pakistan 13 April 2021. [REUTERS / Stringer]
Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

Massa kelompok Islam radikal Pakistan bentrok dengan polisi untuk memprotes penangkapan pemimpin mereka yang menuntut dubes Prancis diusir.


Prancis, Sekularisme, dan Kehati-hatian Menangani Islam Radikal

3 November 2020

Logo Te.co Blank
Prancis, Sekularisme, dan Kehati-hatian Menangani Islam Radikal

Prancis menjadi sorotan sejak peristiwa pembunuhan guru asal Paris. Penyebabnya, pernyataan mereka soal paham radikal. Diduga lost in translation.


Ini Reaksi Berbagai Politisi dan Kepala Negara Atas Terorisme di Nice

29 Oktober 2020

Petugas kepolisian berjaga di dekat lokasi terjadinya sebuah serangan yang dilakukan oleh seseorang dengan menggunakan pisau di gereja Notre Dame di Nice, Prancis, 29 Oktober 2020. Dalam serangan tersebut, petugas kepolisian memastikan dua orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka. REUTERS/Eric Gaillard
Ini Reaksi Berbagai Politisi dan Kepala Negara Atas Terorisme di Nice

Kepala pemerintahan dan politisi dari berbagai negara bereaksi atas aksi terorisme yang terjadi Notre-dame Basilica, Nice, Prancis.


Dewan Muslim Prancis Mengecam Aksi Terorisme di Nice

29 Oktober 2020

Petugas kepolisian berjaga di dekat lokasi terjadinya sebuah serangan yang dilakukan oleh seseorang dengan menggunakan pisau di gereja Notre Dame di Nice, Prancis, 29 Oktober 2020. REUTERS/Eric Gaillard
Dewan Muslim Prancis Mengecam Aksi Terorisme di Nice

Dewan Keimanan Muslim Prancis mengutuk peristiwa teror yang terjadi di Gereja Notre-Dame Basilica, Nice Kamis ini


Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuju Lokasi Teror di Nice

29 Oktober 2020

TIga orang dibunuh dalam aksi terorisme terbaru di Gereja Notre Dame Basilica, Nice, Prancis. Pelaku diduga seorang Muslim karena berkali-kali meneriakkan Allahu Akbar (Valery Hache/ AFP)
Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuju Lokasi Teror di Nice

Presiden Prancis Emmanuel Macron bergegas menuju Gereja Notre Dame Basilica di Nice yang menjadi lokasi aksi teror terbaru.


Turki Akan Perkarakan Charlie Hebdo Atas Karikatur Erdogan

29 Oktober 2020

Presiden Turki Tayyip Erdogan berpidato di Istanbul, Turki, 21 Agustus 2020. [Murat Cetinmuhurdar / PPO / Handout via REUTERS]
Turki Akan Perkarakan Charlie Hebdo Atas Karikatur Erdogan

Pemerintah Turki menyatakan akan mengambil jalur hukum atas perkara karikatur Recep Tayyip Erdogan di majalah Charlie Hebdo


Prancis Balas Kecaman Turki Soal Karikatur Erdogan di Charlie Hebdo

29 Oktober 2020

Pendukung dan aktivis Islami Oikya Jote, sebuah partai politik Islam, ambil bagian dalam protes yang menyerukan boikot produk Prancis dan mencela Presiden Prancis Emmanuel Macron di Dhaka, Bangladesh, 28 Oktober 2020. Pernyataan Macron dikeluarkan setelah peristiwa pemenggalan terhadap seorang guru bernama Samuel Paty di Prancis. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Prancis Balas Kecaman Turki Soal Karikatur Erdogan di Charlie Hebdo

Pemerintah Prancis merespon kecaman Turki perihal karikatur Presiden Recep Tayyip Erdogan di sampul halaman majalah satir Charlie Hebdo.


Presiden Iran Ikut Komentari Masalah Charlie Hebdo, Turki, dan Prancis

29 Oktober 2020

Presiden Iran Hassan Rouhani menghadiri pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela sidang Dewan Ekonomi Tertinggi Eurasia Di Yerevan, Armenia 1 Oktober 2019. [Sputnik / Alexei Druzhinin / Kremlin via REUTERS]
Presiden Iran Ikut Komentari Masalah Charlie Hebdo, Turki, dan Prancis

Presiden Iran Hassan Rouhani ikut berkomentar soal ketegangan antara Prancis dan Turki yang dipicu oleh karikatur Nabi Muhammad dari Charlie Hebdo


Emmanuel Macron Mau Perkuat Hukum Sekuler Prancis untuk Lawan Islam Radikal

6 Oktober 2020

Presiden Prancis Emmanuel Macron terlihat berbicara kepada bangsa tersebut tentang wabah penyakit coronavirus (COVID-19), 16 Maret 2020. [REUTERS / Eric Gaillard / Illustration]
Emmanuel Macron Mau Perkuat Hukum Sekuler Prancis untuk Lawan Islam Radikal

Emmanuel Macron akan mengusulkan rancangan undang-undang yang akan menguatkan penegakan sekuler untuk melawan Islam radikal.


Diskusi HMI: Mahasiswa Harus Pelopori Perlawanan Pada Radikalisme

31 Oktober 2019

Diskusi Refleksi Sumpah Pemuda Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Sekretariat PB HMI Jakarta, Rabu 30 Oktober 2019. (istimewa)
Diskusi HMI: Mahasiswa Harus Pelopori Perlawanan Pada Radikalisme

Mahasiswa harus jadi pelopor perlawanan terhadap radikalisme, itulah kesimpulan dari Diskusi Refleksi Sumpah Pemuda yang digelar HMI di Jakarta, Rabu