TEMPO.CO, Tulungagung - Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengapresiasi kabar bahwa calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, tertarik menggandeng Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak menjadi calon wakilnya. Namun Hasto mengingatkan kepada Emil tentang etika dan loyalitas partai.
"Tentang Emil, PDIP berpikir positif. Prestasi yang dilakukannya membuat partai lain meliriknya karena prestasi itu," kata Hasto di Tulungagung, Sabtu, 21 Oktober 2017.
Baca: Bertemu Khofifah Soal Pilgub Jatim, Ini Jawaban Emil Dardak
Setiap warga negara, kata Hasto, mempunyai hak untuk mencalonkan dan dicalonkan. Tapi, dia mengingatkan soal etika yang dipegang PDIP. Selama ini, partai tersebut tidak pernah mengambil calon dari partai lain untuk memenangi kontestasi pemilihan kepala daerah. Karena itu, ia berharap partai lain juga melakukan hal yang sama. Ia pun mendorong partai lain melakukan mekanisme kaderisasi seperti yang dilakukan partainya.
Hasto mengaku, dia pernah berdiskusi dengan Emil Dardak terkait dengan sekolah calon kepala daerah yang dimiliki PDIP. Suami Arumi Bachsin itu, kata Hasto, mengaku terkesan dengan adanya sekolah tersebut. Karena itu, Sekjen PDIP itu yakin Bupati Trenggalek ini masih memiliki loyalitas dan komitmen kepada partai.
"Kekuasaan itu amanah bukan sebuah godaan jabatan. Kami akan terus melakukan konsolidasi, malam ini kami akan ke Trenggalek," ucap Hasto.
Baca juga: JK dan Prediksi Panasnya Pilgub Jatim, Gus Ipul dan Khofifah...
Hasto juga mengklaim hubungan PDIP dan Emil Elestianto Dardak selama ini berjalan baik. Emil juga mulai mengembangkan pembangunan hutan kota yang terinspirasi dari gagasan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tentang lingkungan.
Terkait dengan alasan PDIP tidak mengusung Khofifah pada pilgub Jawa Timur kali ini, Hasto mengatakan partainya tidak mengusungnya karena saat ini masih menjabat sebagai Menteri Sosial. Menurut dia, tugas membantu Presiden Joko Widodo menjaga stabilitas nasional lebih besar bagi Khofifah. Karena itu, PDIP memilih mendukung Saifullah Yusuf, yang sama-sama memiliki kedekatan dengan Nahdliyin.
PDIP menargetkan kemenangan mutlak di seluruh pemilihan kepala daerah serentak 2018. Saat ini, partai ini mengklaim konsolidasi partainya paling bagus. Hasil survei internal menyebutkan sembilan dari sepuluh kader PDIP mendukung Jokowi–Jusuf Kalla. Di Jakarta, 82 persen lebih kader PDIP juga mendukung calon kepala daerah yang diputuskan Megawati. Sebab itu, dia meminta kepada seluruh kader PDIP di Jawa Timur bisa memenangkan pasangan Saifullah Yusuf dan Azwar Anas.
Sebelumnya, Emil Dardak tak membantah dia pernah berkomunikasi dengan Khofifah Indar Parawansa ihwal pilgub Jawa Timur. Namun, ia menampik disebut berambisi menjadi pasangan Khofifah sebagai calon wakil gubernur. Menurut dia, perbincangan antara dia dan Khofifah bukan hal serius. "Itu perbincangan sambil lalu," ujarnya saat dihubungi Tempo, Rabu, 18 Oktober 2017.