TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan perekaman kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP pada berbagai event merupakan upaya jemput bola. Sebab, jika hanya mengandalkan daerah akan sulit karena banyaknya masalah yang ditemui.
"Itu inisiatif kami, bahwa ternyata kalau mengandalkan daerah memang (sulit) baik masalah sumber daya dan lainnya," kata Tjahjo di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta, Sabtu, 21 Oktober 2017.
Baca: Beredar Info Cetak e-KTP Instan, Ini Kata Kemendagri
Tjahjo menyampaikan hal itu saat menjawab pertanyaan mengenai adanya layanan perekaman e-KTP yang dilakukan Kemendagri di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Perekaman itu disambut antusias ribuan masyarakat untuk membuat e-KTP.
Tjahjo mengatakan pihaknya akan membuat stan pelayanan e-KTP di setiap event. Pihaknya juga akan buka loket, misalnya di mal, sekolah, dan acara lainnya.
Simak: Warga Berbondong-bondong Urus e-KTP di Taman Mini
Perekaman e-KTP pada sejumlah event tersebut menggunakan blanko e-KTP dari pusat. Bagi orang yang mau melakukan perekaman e-KTP, syaratnya sederhana. "Minimal dia bisa menunjukkan surat domisili," katanya.
Menurut dia, pihaknya tak menyangka layanan e-KTP di TMII bakal antre. Apalagi sebenarnya blanko sudah disebar ke semua daerah yang jumlahnya mencapai 7,8 juta. "Kami memang menyimpan 1 juta di pusat, kita manfaatkan kalau ada event-event nasional, untuk buka stan," ujar Tjahjo.
Baca juga: Target Beres Tahun Ini, 25,9 juta Blanko E-KTP Dibagikan
Bahkan, kata Tjahjo, hari ini tim kecil Kemendagri menuju ke Mekkah dan Madinah untuk melayani pembuatan e-KTP bagi para tenaga kerja Indonesia (TKI). Ini juga bertujuan supaya mereka bisa menggunakan hak pilih pada pemilihan kepala daerah 2018 dan pemilihan presiden 2019.
Upaya jemput bola ini, Tjahjo melanjutkan, dilakukan agar perekaman e-KTP bisa segera selesai. Pihaknya juga telah menginstruksikan daerah untuk membuka layanan e-KTP pada Sabtu dan Minggu. Ini untuk mengejar target perekaman e-KTP selesai pada akhir tahun ini.
Meski demikian, Tjahjo mengakui perekaman e-KTP masih mengalami kesulitan. Walaupun sudah menginstruksikan daerah melakukan upaya jemput bola dari rumah ke rumah, tetap saja realisasinya hanya sedikit. "Ternyata dari 500 sekian darah, masih 20 persen yang mau door to door. Malam pakai motor ke RT, RW. Masih ada pungli di daerah juga," ujarnya.
Baca juga: Survei Pemilu 2019: Resep Jokowi Kalahkan Penantang Baru