Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ada Tumpeng Simbol Raja dalam Kenduri Pelantikan Sultan HB X

image-gnews
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paduka Paku Alam X mengucapkan sumpah jabatan saat pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, 10 Oktober 2017.  ANTARA FOTO
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paduka Paku Alam X mengucapkan sumpah jabatan saat pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, 10 Oktober 2017. ANTARA FOTO
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah DIY akan menggelar syukuran atas pelantikan Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Kanjeng Gusti Puro Paku Alam X sebagai gubernur dan wakil gubernur DIY 2017-2022 di Bangsal Kepatihan Komplek Kantor Gubernur DIY Jumat 20 Oktober 2017.

Dalam perayaan itu disediakan 10 buah tumpeng yang terdiri dari lima jenis tumpeng. Meliputi Tumpeng Sangga Buwana, Tumpeng Kendhit, Tumpeng Robyong, Tumpeng Urubing Damar dan Tumpeng Punar.

Baca: Berikut Rangkaian Acara Syukuran Pelantikan Sultan HB X

“Masing-masing tumpeng memiliki makna sendiri,” ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Dinas Komunikasi dan Informatika DIY, Amiarsi Harwani Kamis 19 Oktober 2017.

Tumpeng Sangga Buwana dalam hal ini sebagai simbol dari derajat manusia adalah paling tinggi dalam kehidupan di alam semesta, dalam hal ini dapat juga diartikan sebagi symbol seorang raja, yang memiliki derajat paling tinggi dari manusia biasa. Tumpeng tersebut terletak pada selembar alas berupa telur dadar yang berbentuk bulat dan diameternya lebih besar dari tumpeng yang ada di atasnya.

Tumpeng itu mengandung makna bahwa dalam hal ini manusia wajib menyelaraskan segala kehidupan di alam semesta sehingga tidak terjadi kerusakan (jasmani dan rohani, lahir dan batin, fisik dan virtual). Telur di sini dimaknai sebagi awal dari kehidupan yang setelah mengalami berbagai macam pengalaman (pendadaran) menjadi sesuatu yang gumelar (siap dengan berbagai ketangguhan dalam menghadapi sesuatu).

Baca juga: Ketika Sultan HB X Mengaku Tak Punya Program 100 Hari

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tumpeng Kendhit, terbuat dari nasi putih yang di tengah badan tumpengnya ditetesi dengan air kunyit melingkar mengelilingi tumpeng. Tumpeng ini merupakan simbol dari keberhasilan manusia dalam mengatasi semua masalah, halangan, rintangan, dan kesulitan.

Tumpeng Robyong merupakan simbol bahwa si pemangku hajat mampu mencapai keberhasilan karena didukung oleh keluarga, sanak saudara dan masyarakat.

Tumpeng Urubing Damar, merupakan simbol dari sikap dan sifat seorang prmimpin yang mampu memberi berbagai cara untuk mengatasi permasalahan dan memberi pencerahan kepada masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan ditancapkannya lidi berujung kapas yan dibasahi minyak sehingga menyala kearah empat penjuru mata angin, demikian juga keatas (ke hadirat Yang Maha Kuasa). Telur dadar yang ditutupkan pada puncak tumpeng merupakan simbol sang pemimpin adalah melindungi rakyatnya (sebagai pengayom).

Ke-empat tumpeng tersebut masih dilengkapi dengan tujuh macam lauk-pauk yang masing-masing mempunyai makna. Lauk yang berjumlah tujuh (pitu) merupakan simbol permohonan bantuan perlindungan kepada Yang Maha Kuasa (pitulungan).

Tumpeng Punar terbuat dari nasi kuning yang merupakan simbol dari kebesaran tekad untuk mencapai kebahagiaan. Tumpeng ini juga digunakan untuk mengungkapkan rasa syukur atas anugrah yang diterima dari YME. Tumpeng ini juga dilengkapi dengan tujuh macam lauk-pauk yang apabila dinikmati bersama-sama dengan nasi kuning merupakan simbol harmoni dalam kehidupan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

1 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

4 hari lalu

Raja Keraton Yogya Sri Sultan HB X saat melaunching Museum Kereta Keraton Yogyakarta yang kini berganti nama menjadi Kagungan Dalem Wahanarata Selasa (18/7). Dok.istimewa
Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.


Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

31 hari lalu

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan  Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022. Presiden Joko Widodo melantik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY masa jabatan 2022-2027 sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan DIY. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.


60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

36 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

38 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

38 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

42 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

46 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

52 hari lalu

Tradisi Ngapem Ruwahan digelar warga di Yogya sambut Ramadan. (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.


Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

53 hari lalu

Menko Polhukam yang baru dilantik, Hadi Tjahjanto berjabat tangan dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. TEMPO/Subekti.
Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

Usai dilantik menjadi Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto langsung melakukan sejumlah safari politik. Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X.