TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Developing Eight Countries atau D8 harus dapat mengurangi kesenjangan antara yang miskin dan kaya di semua negara anggota. Ia mengatakan bahwa ke depan, kerja sama D8 harus diarahkan kepada bidang-bidang yang secara langsung dapat membawa kesejahteraan bagi semua rakyat di tiap negara.
“Kita harus terus membuat organisasi D8 tetap menjadi sebuah platform ekonomi yang relevan, memastikan agar dapat berkontribusi secara nyata kepada kesejahteraan rakyat,” kata Retno Marsudi saat menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri ke-17 D8 di Istanbul, Turki, Kamis, 19 Oktober 2017, dikutip dari siaran tertulis yang diterima Tempo.
Baca: JK: Indonesia Ingin KTT D8 Fokus Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi
Menurut Retno, hal ini penting mengingat kemiskinan dan ketimpangan ekonomi sering menjadi akar masalah dari berbagai kejahatan lintas batas termasuk perdagangan narkoba dan terorsime.
“Bidang-bidang kerja sama D8 harus bisa mengurangi kesenjangan antara yang kaya dan miskin, seperti di bidang pertanian, UMKM, infrastruktur dan konektivitas, serta kelautan,” kata Retno.
Retno menilai sangat penting partisipasi dan keterlibatan lebih luas dari sektor swasta termasuk usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM dalam berbagai kerja sama ekonomi D8. Sinergi yang kuat antara sektor swasta dan pemerintah dapat mengurangi biaya pembangunan dan meningkatkan efek pengganda keuntungan ekonomi dan pembangunan bagi rakyat.
“Kemitraan Pemerintah yang kuat dengan sektor swasta, akan meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan memperkuat kapasitas sektor swasta termasuk UMKM,” kata Retno.
Baca juga: Iran Inginkan Posisi Sekretaris Jenderal pada KTT D8
Retno juga mengajak seluruh negara anggota D8 untuk dapat memperluas peluang melalui kerja sama Selatan-Selatan yang lebih erat. Menteri Luar RI menekankan bahwa kerja sama Selatan-Selatan yang kuat akan dapat memberikan kontribusi dalam mendorong kemandirian negara-negara berkembang dalam pembangunan ekonomi di tengah tantangan global yang semakin besar.
Organisasi D8 dibentuk melalui Deklarasi Istanbul pada tanggal 15 Juni 1997. Anggotanya terdiri dari Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan dan Turki. D-8 bertujuan menghimpun kekuatan negara-negara berpenduduk muslim dalam memperkuat ekonominya guna menghadapi tantangan global yang semakin besar.