TEMPO.CO, Makassar - Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah menjadi kandidat terbaik sebagai Calon Gubernur Sulawesi Selatan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018. Hal itu diungkapkan Pimpinan Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia, Prof. Hamdi Muluk di Makassar pada Minggu 15 Oktober.
"Hasil survei yang dilakukan sejak 11 September-1 Oktober lalu, Nurdin Abdullah jauh meninggalkan calon-calon lain," kata Hamdi Muluk saat menyampaikan asil surveinya di Makassar, Minggu 15 Oktober.
Menurut dia, dalam survei Opinion Leader Mencari Gubernur Terbaik, ada dua dimensi terpenting yang harus dimiliki oleh pimpinan politik yakni kapabilitas dan karakter personal. "Itu terbagi lagi menjadi integritas moral dan temperamen," tutur Hamdi.
Baca juga: Nurdin Abdullah, Cagub Sulsel Pilihan PDIP dari Butta Towa
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa NA sapaan Nurdin Abdullah hampir memimpin semua aspek termasuk dari segi kapabilitas. Menurut Hamdi survei ini dilakukan agar publik dan partai politik mengetahui dan memahami kualitas pemimpin di masa mendatang. "Ini supaya tidak membeli kucing dalam karung, jangan sampai hanya terpaku dengan elektabilitas dan popularitas," kata dia.
Hamdi Muluk mengungkapkan survei yang dilakukan tersebut kepada 196 orang pakar yang terdiri dari 14,3 persen berlatar belakang profesor, 10,7 persen profesional, pengamat politik 9,7 persen, konsultan politik 9,2, tokoh agama 8,2, tokoh partai pebisnis dan LSM masing-masing 8,2 persen serta tokoh pemuda 7,1 persen.
"Mereka diminta menilai sepuluh orang tokoh yang dipilih melalui focus group discussion para pakar sebelum dilakukan survey opinion leader," kata Hamdi.
Baca juga: Dukung Nurdin Abdullah, PDIP Koalisi dengan Gerindra dan PKS
Ia menyebutkan sepuluh tokoh yang dimaksud itu yakni Nurdin Halid, Nurdin Abdullah, Agus Arifin Nu'mang, Aliyah Mustika Ilham, Aziz Qahhar Mudzakkar. Kemudian Ichsan Yasin Limpo, Andi Mudzakkar, Ni'matullah, Abdul Rivai Ras dan Tanribali Lamo. "Para tokoh ini dipilih berdasarkan rekam jejak dan prestasinya."
Pengamat politik Firdaus Muhammad mengatakan survei yang dilakukan LPP UI ini berbeda dengan yang lain karena biasanya respondennya itu dari masyarakat. "Kalau yang dilakukan LPP UI ini bukan masyarakat tapi akademisi dan praktisi," ucap Dosen Ilmu Komunikasi UIN Alauddin Makassar ini.