TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan partainya meminta pasangan calon kepala daerah mengikuti sekolah para calon kepala daerah. “Mereka juga harus memahami tatanan pemerintahan yang baik, yang mempromosikan pemerintahan yang efektif, antikorupsi, (menggunakan) e-government (untuk) memperkuat watak pemerintahan,” ucap Hasto dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Jumat, 13 Oktober 2017.
Menurut Hasto, kegiatan ini diperlukan supaya para calon tersebut mengerti dan memahami strategi pemenangan pemilu PDIP dengan semangat gotong royong. "Supaya para calon ketika terpilih dan menjabat sebagai kepala daerah bisa menempatkan rakyat sebagai titik sentral orientasi kebijakan."
Baca: Pengakuan Ahok Mengapa Tak Hadir di Sekolah PDIP
Kegiatan ini, menurut Hasto, akan diikuti semua calon yang diusung PDIP, baik yang memiliki latar belakang pegawai negeri, pekerja swasta, tokoh masyarakat, maupun kader yang berasal dari internal partai.
Rencananya, pada Minggu, PDIP akan mengumumkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusungnya pada pemilihan kepada daerah (pilkada) di dua wilayah, yakni Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Acara tersebut akan dilaksanakan di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro 58, Menteng, Jakarta Pusat, dan akan dipimpin langsung Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri.
Baca: Risma Ikut Sekolah Calon Kepala Daerah PDIP, Untuk DKI-1?
Hasto menuturkan, bagi PDIP, kepemimpinan kepala daerah dan wakilnya merupakan satu kepemimpinan yang solid, teruji, dan berpengalaman. Menurut dia, partainya menekankan pentingnya kepemimpinan yang menempatkan rakyat sebagai sumber inspirasi. “Suatu kepemimpinan yang menyatukan,” tuturnya.
Kepemimpinan tersebut diharapkan tidak hanya menyelesaikan masalah rakyat, tapi juga meletakkan masa depan yang lebih baik bagi rakyat. Tujuannya supaya tercipta susunan masyarakat yang berdaulat, berdiri di kaki sendiri, dan berkebudayaan. Dengan demikian, pemimpin yang hanya berorientasi pada kekuasaan dan ambisi pribadi tidak mendapat tempat di PDIP.
DIAS PRASONGKO