TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mencopot Yorrys Reweyai dari kursi Ketua Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dalam revitalisasi struktural partai dua hari lalu. Posisi Yorrys digantikan Letnan Jenderal (purnawirawan) Eko Wiratmoko.
Yorrys pun memprotes pencopotan itu karena dia merasa belum menerima surat pemberitahuan pergantian dan pemanggilan. "Saya akan coba melihat aturan-aturan dan saya akan bertanya ini sudah sesuai tidak?" katanya saat ditemui di Senayan, Jakarta, Jumat, 13 Oktober 2017.
Baca: Gantikan Yorrys di Golkar, Ini Langkah Pertama Eko Wiratmoko
Menurut Yorrys, bila DPP Partai Golkar mau mengganti posisinya, seharusnya ada mekanisme rapat harian terbatas untuk memanggil dia terlebih dahulu. Setelah itu, baru dilakukan rapat pleno. "Sampai sekarang saya belum pernah dipanggil," tuturnya.
Yorrys sepakat bahwa Golkar perlu revitalisasi. Namun dia menilai perombakan struktural yang dilakukan Setya ini tidak sesuai dengan mekanisme. Sebab, menurut dia, pergantian pengurus Partai Golkar hanya dilakukan bila memenuhi salah satu dari tiga kriteria yang ditetapkan.
Ketiga kriteria tersebut adalah telah pindah partai, sudah ada keputusan tetap yang bersangkutan melanggar hukum, dan selama menjadi pengurus, tidak pernah aktif. "Saya masuk kriteria mana?" ucap Yorrys.
Simak: Pencopotan Yorrys Raweyai, Nusron Wahid: Saya Akan Protes
Selain itu, bila ada pergantian pengurus di tingkat DPP, kata Yorrys, dengan merujuk anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai, harus berkonsultasi dan dapat persetujuan dari dewan pembina. Karena itu, Yorrys mempertanyakan kesungguhan revitalisasi yang dilakukan Setya. Sebab, Setya justru menambah jumlah pengurus dari 217 menjadi 310 orang.
Hal lain yang dikritik adalah masih tercantumnya nama Fahd El Fouz sebagai Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga. Padahal Fahd telah inkracht ditetapkan bersalah dalam korupsi pengadaan kitab suci Al-Quran. "Fahd sudah inkracht, (sedangkan) dasar penetapan (pencopotan) saya apa?" ucapnya.
Lihat: Setya Novanto Pecat Yorrys, Doli Kurnia: Golkar Lagi Sakit
Yorrys selama ini memang dikenal vokal mendesak Setya dinonaktifkan sebagai Ketua Umum Golkar. Ia beralasan elektabilitas Golkar tergerus akibat Setya yang sempat menjadi tersangka dugaan korupsi pengadaan proyek e-KTP.
Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPP Partai Golkar Freddy Latumahina menyampaikan ada sejumlah pertimbangan yang menjadi alasan revitalisasi kepengurusan.
Aspek itu antara lain pindah partai, tidak aktif selama tiga bulan berturut-turut, direposisi, serta seseorang yang pernah mendapat teguran tapi tetap mengulangi perbuatannya berturut-turut. Ia meminta awak media menilai sendiri poin mana yang digunakan Setya untuk mencopot Yorrys Raweyai.