Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rusuh di Puncak, Pedagang Tuding Satpol PP Arogan

image-gnews
Cuplikan video kerusuhan saat penertiban warung di tepi jalan Cipanas. Youtube.com
Cuplikan video kerusuhan saat penertiban warung di tepi jalan Cipanas. Youtube.com
Iklan

TEMPO.CO, Cianjur - Buntut rusuh di Puncak, ratusan warga yang kiosnya dibongkar Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Cianjur di Blok Puncak Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mendatangi kantor Desa Ciloto, Kamis, 12 Oktober 2017. Mereka mempertanyakan nasib mereka dan meminta solusi dari pemerintah serta mengkritik petugas Satpol PP, yang dianggap arogan saat melakukan pembongkaran.

Koordinator PKL Blok Puncak Ciloto, Asep Saefuloh, kecewa kepada petugas Satpol PP. Pasalnya, menurut informasi yang didapat, kios-kios di jalur Ciloto akan dilakukan pembongkaran pada Kamis, 12 Oktober, bukan Rabu, 11 Oktober 2017. "Saya tak habis pikir sama Satpol PP, kenapa tak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Kami sebagai masyarakat kecil minta keadilan," ujar Asep di Cianjur, Kamis, 12 Oktober.

Baca juga: Cerita Pembongkaran Kios di Jalur Puncak Rusuh

Ia mengatakan total PKL di blok Puncak Pass ada sekitar 700 kios. "Kalau mau membongkar harusnya ada solusi terlebih dahulu jangan dibongkar dulu baru ada wacana dari pemerintah," katanya.

Para pedagang berpendapat Satpol PP jangan tebang pilih dalam membongkar. Sebab, menurut mereka, ada sebuah rumah makan di kawasan Puncak Ciloto, yang juga berada di pinggir jalan.

Seorang pemilik kios lainnya, Andi, 35 tahun, mengatakan jika rumah makan tersebut tidak dibongkar, pihaknya akan membangun kios lagi. "Kalau rumah makan tersebut tak dibongkar, kami akan membangun kembali kios," katanya.

Hal senada dikatakan Nawawin, 50 tahun, ia meminta keadilan. "Kenapa harus selalu rakyat miskin yang menjadi sasaran," ujarnya.

Kepala Bagian Pemerintahan Kabupaten Cianjur Hendrik Setiadi mengatakan siap menampung aspirasi dari para pedagang. Dia mengaku saat ini memang sulit untuk menempatkan yang adil karena beberapa aturan yang harus ditegakkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Jalur Puncak sulit dikembangkan karena pegunungan dan kanan-kirinya sudah menjadi daerah komersial. Satu-satunya cara dengan melebarkan jalan," katanya.

Menurut dia, permasalahan yang ada di kawasan Ciloto adalah tanah milik Dinas Pekerjaan Umum dan tanah milik pribadi yang sama-sama digunakan untuk membangun kios atau warung.

Ia mengatakan, tak hanya jalur Puncak yang akan ditertibkan para pedagangnya, tapi ada tiga jalur lain yang juga akan ditertibkan. Termasuk wilayah Kecamatan Cikalongkulon yang akan dibangun rest area. Ia mengatakan untuk restoran yang dikeluhkan pedagang juga akan dilakukan koordinasi untuk dilakukan pembongkaran bila bangunan tersebut dibangun di atas tanah PUPR.

"Kami memohon maaf jika Satpol PP arogan, namun kami sudah sesuai prosedur dengan mengirimkan surat peringatan pertama, kedua, dan terakhir. Jika jadwal berubah menjadi maju saya pikir itu soal teknis nanti dikoordinasikan dengan Satpol PP," katanya soal rusuh di Puncak.

DEDEN ABDUL AZIZ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Ibu Kota Haiti Chaos: Crazy Rich dan Toko Dirampok, Mayat Bergelimpangan di Jalanan

36 hari lalu

Demonstran mengambil bagian dalam protes menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Haiti Ariel Henry, di Port-au-Prince, Haiti, 6 Februari 2024. REUTERS/Ralph Tedy Erol
Ibu Kota Haiti Chaos: Crazy Rich dan Toko Dirampok, Mayat Bergelimpangan di Jalanan

Haiti dilanda kerusuhan setelah geng kriminal menguasai negara ini dan memaksa perdana menteri Ariel Henry mundur.


Bawaslu RI Ungkap Potensi Kerawanan Pilkada 2024, Kerusuhan Selalu Ada

40 hari lalu

Ketua Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu RI Rahmat Bagja ditemui di Kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat, pada Rabu, 13 Maret 2024. Tempo/Yohanes Maharso Joharsoyo.
Bawaslu RI Ungkap Potensi Kerawanan Pilkada 2024, Kerusuhan Selalu Ada

Bawaslu RI menyebut potensi kerawanan Pilkada 2024 dikarenakan persaingan yang sangat tinggi antarcalon kepala daerah.


Situasi Makin Kacau, Geng Kriminal Haiti Ancam Perang Saudara Jika PM Tak Mundur

46 hari lalu

Demonstran mengambil bagian dalam protes menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Haiti Ariel Henry, di Port-au-Prince, Haiti, 6 Februari 2024. REUTERS/Ralph Tedy Erol
Situasi Makin Kacau, Geng Kriminal Haiti Ancam Perang Saudara Jika PM Tak Mundur

Haiti dikuasai geng kriminal yang mengancam akan melakukan pembantaian massal jika Perdana Menteri Ariel Henry tak mundur dari jabatannya.


34 Terdakwa Kerusuhan Aksi Bela Rempang Dituntut Beragam, Dari 3 Bulan Sampai 10 Bulan

50 hari lalu

Warga Rempang yang menolak relokasi ikut memberikan dukungan kepada terdakwa aksi bela Rempang dalam sidang, Senin 4 Maret 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
34 Terdakwa Kerusuhan Aksi Bela Rempang Dituntut Beragam, Dari 3 Bulan Sampai 10 Bulan

Kerusuhan di Pulau Rempang antara warga dan aparat pecah pada 7 Agustus 2023. Warga menolak pengukuran lahan yang dilakukan pemerintah


Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

19 Februari 2024

Human interest - Peserta perang antar suku di Festival Lembah Baliem, Wamena, Papua. Tempo/Rully Kesumaru
Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

Papua Nugini dilanda perang suku terbesar dalam sejarah. PM Australia ikut resah.


Ketidaksetaraan Jadi Pemicu Kerusuhan Sampit 2001

18 Februari 2024

Evakuasi pengungsi suku Madura saat kerusuhan Sampit, Kalimantan Tengahp pada 2 Maret 2001. TEMPO/Bambang Kartika Wijaya
Ketidaksetaraan Jadi Pemicu Kerusuhan Sampit 2001

Apa pemicu kerusuhan Sampit? Kondisi ekonomi yang sulit dan ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya memperburuk ketegangan antara kedua komunitas


Kilas Balik 23 Tahun Tragedi Kerusuhan Sampit Kalimantan Tengah

18 Februari 2024

Evakuasi pengungsi suku Madura saat kerusuhan Sampit, Kalimantan Tengahp pada 2 Maret 2001. TEMPO/Bambang Kartika Wijaya
Kilas Balik 23 Tahun Tragedi Kerusuhan Sampit Kalimantan Tengah

Kerusuhan Sampit ini menyebabkan lebih dari 500 orang meninggal dengan lebih dari 100.000 penduduk Madura kehilangan tempat tinggal di Kalimantan.


Prabowo Di Mata Media Asing: Penculik, Pemicu Kerusuhan Hingga Menang Berkat Jokowi

17 Februari 2024

Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengajak Menteri Pertahanan Prabowo Subianto makan di warung bakso di Bandongan, Magelang, Jawa Tengah, Senin, 29 Januari 2024. Keduanya diketahui baru meresmikan Graha Utama Akademi Militer Magelang. Tim Media Prabowo Subianto
Prabowo Di Mata Media Asing: Penculik, Pemicu Kerusuhan Hingga Menang Berkat Jokowi

Media asing Al Jazeera berikan penilaian terhadap Prabowo yang menang pemilu 2024 hasil quick count


Pilpres 2024, Ini 3 Hal yang Bisa Menyebabkan Pemilu Ditunda

13 Februari 2024

Ilustrasi pemilu. REUTERS
Pilpres 2024, Ini 3 Hal yang Bisa Menyebabkan Pemilu Ditunda

Penetapan tanggal pemilu melibatkan proses diskusi yang panjang antara KPU, pemerintah, dan DPR. Bahkan, proses tersebut dapat memakan waktu hingga satu tahun.


Migran Tewas Gantung Diri Picu Protes Berujung Kerusuhan di Italia

6 Februari 2024

Pusat penahanan migran Ponte Galeria terlihat di dekat Roma, Italia, 6 Mei 2017. Gambar diambil 6 Mei 2017. REUTERS/Steve Scherer
Migran Tewas Gantung Diri Picu Protes Berujung Kerusuhan di Italia

Unjuk rasa di pusat repatriasi bagi migran di Roma, Italia, berubah menjadi kerusuhan setelah