Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mereka yang Berpeluang Gantikan Sultan HB X

image-gnews
Sri Sultan Hamengku Buwono X. TEMPO/Arif Wibowo
Sri Sultan Hamengku Buwono X. TEMPO/Arif Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para pangeran keturunan Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyebut bahwa sosok pengganti Raja Keraton Yogya Sri Sultan Hamengku Buwono X sudah mulai mengerucut.

“Sebenarnya sudah mulai mengerucut siapa penggantinya (Sultan HB X), tapi sebelum diputuskan karena kami masih melihat dinamika di masyarakat, khususnya di Yogya,” ujar adik tiri Sultan HB X, Gusti Bendoro Pangeran Hario (GBPH) Cakraningrat ditemui Tempo di Yogyakarta Rabu 11 Oktober 2017.

Sejak Sultan HB X mengumumkan Sabda Raja atau perintah raja pada 2015 silam yang membuka peluang diangkatnya raja perempuan sebagai penerusnya, para rayi dalem atau keturunan inti HB IX yang jumlahnya 15 orang sebagian menentangnya. Raja perempuan dianggap akan memutuskan dinasti Hamengku Buwono sebagai pendiri Kerajaan Mataram Islam Yogyakarta.

Baca juga: Sultan HB X: Pintu Yogyakarta Sekarang Menghadap Selatan

Cakraningrat menuturkan, dari keturunan HB IX, yang berpeluang menggantikan Sultan HB X, ada tujuh orang dari total 16 keturunan HB IX dengan empat istrinya.

Mereka yang disebut berpeluang diangkat menjadi Sultan HB XI antara lain GPBH Hadisuryo, GBPH Hadiwinoto, GBPH Prabukusumo, GBPH Candraningrat, GBPH Suryodiningrat, GBPH Surya Mataram, dan GBPH Suryonegoro.

“Mereka (berpeluang) menjadi HB XI itu karena hanya mereka yang memiliki keturunan laki-laki,” ujar Cakraningrat yang kini menjabat sebagai Penghageng Danarto Pura (bidang keuangan) Keraton Yogya itu.

Dari 16 keturunan HB IX sendiri ada 12 keturunan laki-laki termasuk di dalamnya Sultan HB X.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cakraningrat menuturkan, para rayi dalem keturunan HB IX sepakat, bahwa Sultan HB XI yang ditunjuk kelak yang memiliki keturunan laki-laki agar kelak suksesi ke HB XII tidak terjadi polemik seperti sekarang ini.

“Jadi suksesi berikutnya dari HB XI ke HB XII tidak bermasalah dan menimbulkan keributan seperti sekarang,” ujarnya.

Baca juga: HB X Dilantik Jadi Gubernur Lagi, Warga Syukuran Sederhana

Seperti diketahui, Raja Keraton saat ini Sri Sultan HB X tidak memiliki keturunan laki-laki. Kelima keturunannya seluruhnya perempuan.

Selain memiliki keturunan laki-laki, Cakraningrat menuturkan, yang diprioritaskan menjadi HB XI adalah mereka yang selama ini banyak berkiprah di Yogyakarta sehingga masyarakat sudah cukup mengetahui latar belakangnya.

“Saya dan beberapa keturunan HB IX banyak tinggal di Jakarta, warga Yogya mana tahu, sehingga saya tidak masuk karena juga tidak memiliki anak laki-laki,” ujar Cakra yang terhitung keturunan paling muda dari Sultan HB IX dari istri ke empatnya.

Cakra menuturkan persoalan raja laki-laki sebenarnya persoalan sedernaha namun fundamental bagi tradisi adat Keraton Yogya. “Kami hanya mencari ketersambungan darah keturunan Hamengku Buwono, sebab itu pilar utama,” ujarnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

1 hari lalu

Yogyakarta International Airport atau bandara YIA di Kulon Progo. Dok. Istimewa
Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.


Cerita dari Kampung Arab Kini

2 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

6 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

9 hari lalu

Raja Keraton Yogya Sri Sultan HB X saat melaunching Museum Kereta Keraton Yogyakarta yang kini berganti nama menjadi Kagungan Dalem Wahanarata Selasa (18/7). Dok.istimewa
Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.


Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

35 hari lalu

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan  Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022. Presiden Joko Widodo melantik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY masa jabatan 2022-2027 sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan DIY. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.


60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

40 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

42 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

42 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

46 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

50 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.