Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sultan HB X Dilantik, Muncul Maklumat tentang Raja Yogya

image-gnews
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) didampingi istri GKR Hemas (kedua kiri) dan Sri Paduka Paku Alam X (kanan) didampingi istri meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan usai pelantikan di Jakarta, 10 Oktober 2017. ANTARA FOTO
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) didampingi istri GKR Hemas (kedua kiri) dan Sri Paduka Paku Alam X (kanan) didampingi istri meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan usai pelantikan di Jakarta, 10 Oktober 2017. ANTARA FOTO
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok masyarakat yang menamakan diri Majelis Permufakatan Rakyat Yogyakarta mengumumkan maklumat bertajuk Selamatkan Dinasti Hamengku Buwono. Maklumat itu muncul kurang dari 24 jam setelah pelantikan Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paduka Paku Alam X sebagai Gubernur-Wakil Gubernur DIY periode 2017-2022 pada Selasa 10 Oktober 2017.

Maklumat itu diserahkan kepada perwakilan trah Sultan HB IX, yang juga adik tiri Sri Sultan HB X, Gusti Bendoro Pangeran Hario Cakraningrat di Ndalem Yudhanegaran Yogyakarta.

Maklumat itu memuat dua poin yakni menyelematkan dinasti Sultan Hamengku Buwono sebagai pemangku Adat Budaya Tata Kehidupan masyarakat Yogyakarta.

Baca juga: HB X Dilantik Jadi Gubernur Lagi, Warga Syukuran Sederhana

Poin kedua mendesak para ahli waris Sultan Hamengku Buwono IX untuk mengumumkan paugeran (patokan adat) Kasultanan Yogyakarta dan segera mengangkat dan menetapkan Lurah Pangeran Kanjeng Gusti Pangeran Hadiwinoto sebagai Sultan Hamengku Buwono XI.

“Kami membuat maklumat itu sebagai wujud keprihatinan, sebenarnya siapa sih yang akan menjadi penerus Hamengku Buwono ini nanti setelah HB X,” ujar Kyai Haji Abdul Muhaimin selaku Ketua Majelis Permufakatan Rakyat Yogyakarta.

Muhaimin yang merupakan tokoh Kerisjati-sebuah wadah perjuangan Undang-Undang Keistimewaan- mengatakan aksi penyerahan maklumat ini dinilai mendesak karena polemik internal keraton terkait raja perempuan makin tak jelas juntrungannya.

Oleh sebab itu, kelompok itu mendesak agar para putra-putri Sultan HB IX yang masih hidup segera mengundangkan paugeran Keraton agar segera muncul suatu representasi keraton yang lebih kuat integritas adat dan terlegitimasi.

Muhaimin menuturkan polemik pengangkatan raja perempuan jika terbukti akan menjadi sejarah yang sangat aneh dalam dinasti Keraton Yogya sebagai Kerajaan Islam.

Baca juga: Isu Raja Perempuan, MUI Yogya: Sultan Sebaiknya Tetap Laki-laki

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebab sejarah maskulinitas keraton bisa dilacak secara genetik maupun mitologis. Misalnya secara mitologis masyarakat percaya bahwa jika Sultan bertahta adalah suami dari Nyi Roro Kidul atau tokoh mitologis penguasa laut selatan.

“Ini bukan masalah musrik dan tidak musrik, persoalannya masyarakat masih mempercayai hal-hal seperti itu sehingga Sultan haruslah sosok laki-laki,” ujarnya. Sehingga dalam tradisi suksesi keraton selama ini biasanya ditandai dengan penyerahan keris Joko Piturun kepada calon sultan berikutnya. Keris Joko Piturun menurut Muhaimin sudah menjadi lambang jika penerus Sultan musti seorang laki-laki.

“Kalau nanti rajanya perempuan, apa nanti yang diserahkan keris ‘Perawan Piturun’?” ujarnya.

Muhaimin pun menuturkan, secara teologis pun ketika Sultan Keraton menyandang gelar khalifah, dalam sejarah kekhalifahan sejak khalifah Urosidin, lalu Umar Usman Ali, dan berlanjut Bani Umayah dengan sembilan khalifah, kemudian khalifah Abbasiyah sampai Turki Usmani tidak pernah raja dijabat seorang perempuan.

Muhaimin pun menyebut Sultan HB X sendiri juga pernah menyebutkan bahwa seorang Sultan harus seorang laki-laki yang menganut asas ‘Cemani Jalu Jati’. Cemani dipahami sebagai sifat hitam yang bermakna kematangan, jalu berarti seorang laki-laki dan jati berarti sejati.

“Jadi jika mem-perempuan-kan Keraton Yogya artinya melakukan perkosaan peradaban,” ujarnya.

Adik tiri Sultan HB X, Gusti Bendoro Pangeran Hario Cakraningrat yang menerima maklumat itu menuturkan akan segera menyampaikan kepada para keturunan Sultan HB IX yang jumlahnya 15 orang, tidak termasuk Sultan HB X.

“(Maklumat) ini sebagai modal kami untuk memulai lagi merembug persoalan keraton ke depan, khususnya soal siapa yang akan ditunjuk sebagai pengganti HB X,” ujarnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

1 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

4 hari lalu

Raja Keraton Yogya Sri Sultan HB X saat melaunching Museum Kereta Keraton Yogyakarta yang kini berganti nama menjadi Kagungan Dalem Wahanarata Selasa (18/7). Dok.istimewa
Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.


Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

30 hari lalu

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan  Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022. Presiden Joko Widodo melantik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY masa jabatan 2022-2027 sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan DIY. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.


60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

36 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

37 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

37 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

42 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

45 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

52 hari lalu

Tradisi Ngapem Ruwahan digelar warga di Yogya sambut Ramadan. (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.


Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

52 hari lalu

Menko Polhukam yang baru dilantik, Hadi Tjahjanto berjabat tangan dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. TEMPO/Subekti.
Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

Usai dilantik menjadi Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto langsung melakukan sejumlah safari politik. Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X.