TEMPO.CO, Bandung - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi mencatat potensi gerakan tanah di Indonesia pada Oktober 2017 lebih tinggi dibanding September 2017 di hampir semua wilayah di Indonesia. Di antaranya Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Maluku, serta Papua. Sedangkan yang relatif rendah potensinya adalah wilayah Nusa Tenggara.
“Masyarakat harus mewaspadai potensi peningkatan kejadian gerakan tanah, terutama di wilayah Jawa,” kata Kepala PVMBG, Badan Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kasbani saat dihubungi Tempo, Senin, 9 Oktober 2017. Penduduk Pulau Jawa harus lebih waspada karena padatnya penduduk dan terjadi alih fungsi lahan yang masif dibanding wilayah lain.
Baca:
PVMBG: Longsor Potensial Hampir Merata di Seluruh Indonesia
PVMBG merilis laporan kebencanaan geologi tersebut per 9 Oktober 2017. Sejak sepekan lalu, bencana longsor sudah terjadi di 13 wilayah di Indonesia, yakni di Yogyakarta (Sleman), Jawa Timur (Pasuruan), Jawa Barat (Garut, Pangandaran, Sukabumi, dan Bogor), Jawa Tengah (Pekalongan dan Magelang), Bali (Karangasem dan Klungkung), Riau (Bengkalis), Lampung (Lampung Barat), serta Sumatera Barat (Padang).
Bencana menyebabkan korban jiwa dan luka-luka, serta kerugian materiil. Di lokasi penambangan pasir dan batu di Gunungsari, Sleman, Yogyakarta, gerakan tanah mengakibatkan satu orang meninggal dunia. Longsor di Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur, menyebabkan tiga alat berat terjatuh menimpa pagar Kebun Raya. Peristiwa tersebut menewaskan satu orang dan satu orang lainnya luka ringan. Longsor di Garut Selatan mengakibatkan jalan di Kampung Karees, Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, tertutup material longsor. Kejadian longsor paling anyar menimbun permukiman warga serta mengakibatkan empat orang meninggal dan tiga orang luka-luka di Dusun Sangkang Bawang, Desa Kalijati, Kecamatan Sidamulih, Pangandaran.
Baca juga:
Potensi Cuaca Buruk di Sumatera Barat, BMKG: Waspadai Bencana...
Menurut Kasbani, lembaganya meminta semua daerah mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana longsor bersamaan dengan datangnya musim hujan. “Semua harus meningkatkan kewaspadaan, mulai mengecek kembali daerah-daerah potensial longsor.”
Pemerintah daerah harus melakukan sosialisasi terkait dengan potensi bencana longsor yang diperkirakan terjadi di seluruh Indonesia kepada masyarakat di wilayah masing-masing. PVMBG tidak bisa memeriksa wilayah satu per satukarena terlalu luas. “Pemerintah daerah harus proaktif mengecek wilayahnya,” kata Kasbani.