TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Festival Europalia, yang digelar mulai besok, Selasa, 10 Oktober 2017, yang juga diikuti Indonesia, merupakan ajang untuk memperkenalkan budaya bangsa. "Ini untuk lebih memperkenalkan budaya kita, bagian dari upaya menjalin hubungan masyarakat, khususnya Eropa," katanya dalam siaran pers Sekretariat Wakil Presiden, Senin, 9 Oktober 2017.
Kalla menyampaikan hal tersebut saat menghadiri pertemuan masyarakat Indonesia di Belgia dan Luxemburg, yang digelar KBRI Brussel di Belgia, Ahad, 8 Oktober 2017.
Baca:
Europalia Indonesia, Diplomasi Budaya Indonesia ...
Seniman dan Sastrawan Indonesia Akan Tampil di ...
Pertemuan dengan masyarakat Indonesia ini mengawali kunjungan Kalla di Belgia, yang akan menghadiri pembukaan festival kebudayaan Europalia. Dalam kesempatan itu, Kalla didampingi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, serta Menteri Luar Negeri Retno L. Marsudi.
Festival Europalia akan berlangsung tiga bulan hingga Januari 2018 dan dibuka Wakil Presiden dan Raja Belgia Phillipe. Festival budaya ini akan menjelajahi 40 kota di tujuh negara Eropa selama 104 hari.
Europalia adalah salah satu festival dua tahunan (biennalle) terbesar di Eropa yang telah diselenggarakan sejak 1969 dengan mendedikasikan seni budaya satu negara dalam setiap festivalnya.
Kalla mengajak masyarakat Indonesia di luar negeri memajukan negara secara bersama-sama. "Sebagai warga atau diaspora untuk selalu bersama-sama membangun bangsa ataupun bersama-sama membangun kesatuan untuk kemajuan kita semuanya," ujarnya.
Baca juga: Setya Ambil Alih Kepemimpinan Harian Golkar dari Idrus-Nurdin
Kalla mengatakan, akibat pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi tentang Tanah Air dapat diketahui dengan cepat. Namun tidak semua informasi yang diterima menggambarkan kejadian sebenarnya. Karena itu, dia meminta masyarakat Indonesia di luar negeri menyaringnya dan tetap bersatu demi kemajuan bangsa.
Kalla mengungkapkan, setelah Perang Dunia dan Perang Dingin, situasi dunia menjadi tidak menentu. Hampir seluruh bagian dunia menghadapi masalah. Bukan hanya di Timur Tengah, Afrika, Asia Timur, di Eropa pun penuh dengan gejolak politik. Ia mengajak masyarakat bersyukur karena Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan negara lain, termasuk di antara negara ASEAN.
"Di ASEAN pun kita jauh lebih baik (dibandingkan) dengan keadaan-keadaan seperti di Filipina, Thailand, dan Myanmar,” ucapnya. Soal gejolak-gejolak kecil, kata Kalla, ditemui di mana pun. “Dengan mudah orang terpancing mengetahui situasi, tapi sebagai perbandingan saya katakan tadi di bagian dunia ini, kita lebih lumayan damai dan aman,” tuturnya.