TEMPO.CO, Jakarta — Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon menilai manuver yang dilakukan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo bukan tindakan politik. "Saya kira semua yang terjadi kemarin bukan politik," kata Fadli Zon dalam diskusi Politik Bukan Panglima di restoran Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu, 7 Oktober 2017.
Fadli Zon menilai anggapan sebagian orang bahwa Gatot Nurmantyo sedang melakukan manuver politik muncul secara situasional. Anggapan itu terjadi saat Gatot mengeluarkan instruksi pemutaran film Penumpasan Pengkhianatan G 30S PKI dan pernyataannya tentang 5.000 pucuk senjata ilegal. Pernyataan Gatot menimbulkan polemik.
Baca: Gatot Nurmantyo Memuji PKS sebagai Partai yang Konsisten
Menurut politikus Partai Gerindra ini, pernyataan ihwal senjata bukan politik, melainkan karena salah komunikasi dan kurangnya koordinasi antarlembaga pertahanan negara. Adapun terkait dengan pemutaran film G 30 S, Fadli menilai instruksi tersebut bagus. Terbukti dengan Presiden Joko Widodo juga menonton bareng film tersebut di Markas Korem Bogor.
Fadli melihat apa yang dilakukan Gatot bukan sebuah pelanggaran lantaran tidak ada sanksi dari Presiden Jokowi. Soal pernyataan Jokowi pada perayaan hari ulang tahun TNI ke-72 di Cilegon, Fadli Zon berujar hal tersebut menjadi tanggung jawab Presiden untuk menjelaskan kepada siapa pernyataan itu ditujukan.
Baca: Gatot Nurmantyo: Politik Panglima TNI Adalah Politik Negara
"Kalau ada pernyataan soal politik, kita tidak tahu ini ungkapan kepada institusi atau personal. Kalau ada pelanggaran (dari Panglima) tentu harus ada sanksi, ini kan tidak ada sanksi," kata Fadli.