TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan pemerintah atau Presiden Joko Widodo menghargai survei-survei yang konsisten memberikan nilai bagus. Salah satunya survei Saiful Mujani Research Center (SMRC).
Namun, kata dia, hal yang dicari pemerintah bukanlah hasil bagusnya. "Apa yang kami cari adalah apa yang menjadi kekurangan kami," ujarnya di Istana Kepresidenan, Jumat, 6 Oktober 2017.
Baca: Soal Hasil Survei SMRC, Johan Budi: Kami Tak Bekerja untuk Survei
Sebelumnya, SMRC memberikan sejumlah penilaian bagus terhadap pemerintah. Terkait dengan kepuasan masyarakat, misalnya, SMRC menyatakan 60 persen masyarakat masih puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi selama tiga tahun terakhir.
Selain kinerjanya dianggap memuaskan, tingkat elektabilitas Jokowi juga tertinggi. Ia memperoleh persentase 38,9 persen. Angka itu jauh di atas Prabowo Subianto, yang berdasarkan survei tersebut elektabilitasnya hanya 12 persen.
Simak: Hasil Survei Jokowi Tinggi, Berikut Tanggapan Istana
Pramono berujar pemerintah lebih mencari catatan kekurangan dari sebuah survei karena hal itu lebih dibutuhkan. Tanpa catatan kekurangan, kata Pramono, Jokowi tidak tahu apa yang perlu diperbaiki dari pemerintahannya.
Menurut Pramono, masih banyak yang harus ditingkatkan dari pemerintahan Jokowi. Masalah ketimpangan perekonomian di daerah atau kebutuhan warga yang belum terpenuhi, menurut Pramono, masih kerap disebut dalam sejumlah survei, tak terkecuali survei SMRC.
"Hal-hal itu masih disebut. Jadi yang dicek pertama kali bukan apa bagusnya, tapi apa yang masih kurang," ucapnya.