TEMPO.CO, Jakarta - Nama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo masuk dalam radar calon presiden alternatif menjelang Pemilihan Umum 2019. Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan menyatakan nama Gatot telah muncul sejak Mei 2017. “Gatot masuk, tapi dukungannya masih di bawah 2 persen jauh di bawah Prabowo dan Jokowi,” kata Djajadi di kantornya di Jakarta, Kamis 5 Oktober 2017.
Masih kecilnya elektabilitas Gatot, menurut Djayadi, karena posisinya yang masih menjabat sebagai Panglima TNI dan masih simpang-siurnya kabar pencalonannya di masyarakat.
Baca Juga:
Djayadi pun menilai masyarakat pemilih Gatot berpotensi memiliki kesamaan karakteristik dengan pendukung Prabowo Subianto. “Yang paling banyak memilih Prabowo, masyarakat yang cenderung oposisi terhadap Jokowi,” katanya.
Baca juga: Segera Pensiun, Gatot Nurmantyo Siapkan Kader Penerus TNI
Djayadi menambahkan masih kuatnya penokohan Prabowo Subianto dan Joko Widodo dalam kontestasi pertarungan pemilu mendatang belum berdampak pada potensi kemunculan calon lain. “Jadi wajar gatot nurmantyo belum mendapat limpahan suara,” ujar Djayadi.
Ia pun memprediksi jika Prabowo dan Gatot berpasangan tak akan mampu mengalahkan elektabilitas Jokowi. “Karena suara mereka sama, kolam suaranya sama,” kata dia. Berbeda ketika skenarionya jika Joko Widodo, sebagai inkumben, menggandeng Gatot dalam pilpres. “Ada kemungkinan dia (Gatot) menggerus suara Prabowo,” kata Djayadi.
Baca juga: Gatot Nurmantyo: Politik Panglima TNI adalah Politik Negara
Nama Gatot Nurmantyo muncul dalam survei tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo oleh SMRC. Dalam survei tersebut, Joko Widodo masih mendapatkan dukungan tertinggi dengan 38,9 persen dukungan. Prabowo menguntit Jokowi dengan perolehan 12 persen suara. Di bawahnya terdapat sejumlah nama yang potensialmuncul dalam bursa calon presiden seperti Susilo Bambang Yudhoyono, Anies Baswedan, dan Basuki Tjahaja Purnama.
Djayadi menambahkan nama Gatot Nurmantyo muncul melalui survei semi terbuka yang mendaftar sejumlah nama potensial untuk muncul dalam kontes politik pada 2019 sebagai calon presiden dan wakil presiden. “Nama Gatot muncul dari situ,” kata Djayadi.