TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan bahwa dirinya sudah memberi izin terhadap impor ratusan senjata oleh Kepolisian Republik Indonesia. Ryamizard mengatakan pemberian izin pembelian senjata hanya dikeluarkan oleh Menteri Pertahanan.
"Ngerti, enggak? Semua senjata (izin) dari Menteri Pertahanan. Tidak ada TNI, Polisi, bahkan apapaun. Saya yang menentukan," katanya dengan nada tinggi saat dicegat wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 3 Oktober 2017.
Baca juga: Begini Jawaban Panglima TNI saat Ditanya Soal Senjata Impor Polri
Menurut Ryamizard impor ratusan senjata untuk Korps Brimob Polri tersebut sedang dalam pemeriksaan. "Harus dihitung bagaimana-bagaimananya. Sudah selesai dan tidak ada masalah," ujarnya.
Ryamizard menjelaskan senjata yang dipesan Polri sudah sesuai spesifikasi yang diatur. Senjata tersebut tidak ada yang sifatnya menghancurkan. "Itu sesuai yang dibutuhkan," ucapnya.
Baca juga: Wiranto Panggil Kapolri dan Panglima TNI Bahas Senjata Brimob
Polri mengimpor ratusan senjata itu diperuntukkan untuk Korps Brimob Polri melalui PT Mustika Duta Mas. Senjata-senjata itu antara lain 280 pucuk senjata Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kaliber 40 x 46 milimeter. Senjata itu dikemas dalam 28 kotak (10 pucuk per kotak) dengan berat total 2.212 kilogram.
Kedua, amunisi berupa Ammunition Castior 40 mm, RLV-HEFJ kaliber 40 x 46 mm, high explosive fragmentation jump grenade. Amunisi tersebut dikemas 70 boks (84 butir per boks) dan 1 boks (52 butir). Totalnya mencapai 5.932 butir (71 boks) dengan berat 2.829 kg.
Baca juga: Begini Kantor Importir 280 Senjata Brimob
Senjata ini tiba pada Jumat, 29 September 2017 lalu dipindahkan ke Kargo Unex. Meski begitu, kargo itu masih membutuhkan rekomendasi dari BAIS TNI dan lolos dari proses kepabeanan.
Karena masih menunggu izin dari BAIS TNI, barang itu belum bisa diambil penerimanya, seperti yang tercatat, yakni Bendahara Pengeluaran Korps Brimob Polri, Kesatrian Amji Antak, Kelapa Dua, Cimanggis, Indonesia.
Baca juga: Menhan Sebut Impor Senjata Polri Sudah Sesuai dengan Prosedur
Polri sendiri telah membenarkan bahwa itu adalah barang pesanan mereka yang hingga kini belum dapat diambil lantaran belum memperoleh izin dari Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai bersama TNI hingga kini masih menahan senjata buatan perusahaan Bulgaria, Arsenal JSCo, di gudang UNEX, area kargo Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.