TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan polisi akan mengecek ratusan senjata Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) beserta pelurunya yang masih ditahan di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Senjata itu masih tersimpan di kargo Unex.
"Pukul 10.00 WIB tadi ada kegiatan di Bandara. Pengecekan senjata," kata Setyo di Auditorium PTIK, Jakarta Selatan pada Selasa, 3 Oktober 2017.
Baca : Eks Kepala Bais: Senjata Polri Ditahan di Bea Cukai itu Lazim
Namun Setyo belum bersedia berkomentar lebih jauh tentang kondisi senjata atau kapan senjata tersebut keluar. "Masih dicek," ujarnya.
Selain itu, Setyo tidak mau memberikan penjelasan lebih lebih lanjut mengenai penahanan senjata impor Polri ini. "Saya enggak mau timbulkan polemik baru. Tunggu saja Menkopolhukam sedang menyelesaikan masalah," kata dia.
Baca : Spesifikasi Senjata Polri yang Disinggung Gatot Nurmantyo
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto rencananya memang akan memanggil pihak-pihak terkait pembelian senjata impor untuk Brimob. Pihak yang diajak rapat adalah Badan Intelijen Negara, Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kementerian Pertahanan, PT Pindad, dan Bea Cukai. Namun rapat tersebut dikabarkan batal digelar hari ini.
Impor senjata dan amunisi dilakukan PT Mustika Duta Mas. Kargo senjata itu tiba dengan pesawat Maskapai Ukraine Air Alliance dengan nomor penerbangan UKL 4024, Jumat 29 September 2017, pukul 23.30.
Kargo itu berisi senjata berat berupa 280 pucuk senjata Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kaliber 40 x 46 milimeter. Senjata itu dikemas dalam 28 kotak (10 pucuk per kotak) dengan berat total 2.212 kilogram.