TEMPO.CO, JAKARTA - Plh Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Intan Ahmad mengatakan akan mengupayakan agar mahasiswa di semua tingkat pendidikan universitas itu memahami plagiarism. UNJ akan mencegah agar mahasiswa tidak melakukan plagiarisme dan ada konsekuensi jika melakukannya. “Ini berlaku secara universal,” katanya, di Gedung UNJ, Jakarta, 2 Oktober 2017.
Sedari awal, ujar Intan, mahasiswa akan diajari bahwa mengutip tulisan orang lain harus ditulis ulang dengan bahasanya sendiri. “Acuannya diambil, sehingga pemikiran orang lain tidak diakui sebagai pemikiran sendiri,” ujarnya.
Baca:
Rektor Dipecat, Alumni UNJ Minta Kasus Plagiat ...
Rektor UNJ Dipecat, Begini Alasan Menteri Nasir
Inspektur Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Jamal Wiwoho mengatakan Menteri Riset Muhammad Nasir telah memecat Prof Djaali sebagai Rektor UNJ. Surat keputusan pemecatan ini keluar pada Senin, 25 September 2017. Djaali diberhentikan sementara dari jabatannya. Selain Djaali, Direktur Pascasarjana UNJ Moch. Asmawi dikenai sanksi yang sama.
“Diberhentikan sementara karena ada kekurangan dalam pengelolaan manajemen pascasarjana,” ujarnya saat dihubungi Tempo, Rabu, 27 September 2017.
Menteri Nasir, ujar Jamal, telah menunjuk Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Intan Ahmad sebagai pelaksana tugas harian Rektor UNJ. “Diharapkan Prof Intan bisa segera membenahi sistem pendidikan di sana,” tuturnya.
Baca juga:
MA: Putusan Praperadilan Setya Novanto Tak ...
Wiranto Jamin Impor Senjata Brimob Bukan Gangguan Keamanan
Nama Djaali tengah menjadi sorotan beberapa waktu belakangan. Sebab kampus UNJ diduga menyelenggarakan program doktoral abal-abal. Beberapa kejanggalan ditemukan Tim Evaluasi Kinerja Akademik dari Kementerian Riset di kampus yang berlokasi di Jakarta Timur itu. Mulai manipulasi nomor induk, manipulasi absensi, waktu kuliah yang cepat, satu orang promotor bisa membimbing puluhan mahasiswa, hingga maraknya praktik plagiat di tugas akhir para mahasiswa.
Masa jabatan Djaali sebenarnya akan berakhir pada April 2018. “Kami berproses agar April 2018 sudah ada rektor baru,” katanya.
KARTIKA ANGGRAENI