TEMPO.CO, Klungkung - I Komang Buda, 45 tahun, asyik bersandar di tembok menonton kesenian lawak Bali, bondres, di Banjar Lebah, Klungkung. Meski tengah berada di lokasi pengungsian karena status Gunung Agung dinyatakan awas, warga Desa Duda Utara, Karangasem, itu tampak menikmati pertunjungan tersebut.
"Bondres seru untuk hiburan. Kalau mengungsi begini enggak ada pekerjaan, bikin stres," katanya saat ditemui Tempo, Kamis, 28 September 2017.
Baca: Pengungsi Gunung Agung Bali Mencapai 134 Ribu Jiwa
Menonton bondres, bagi Komang, bisa sedikit mengurangi tekanan dalam dirinya. "Ingat di kampung setiap ada acara pasti nonton (bondres)," tuturnya.
Pantauan Tempo, di beberapa lokasi pengungsian yang menempati balai banjar, bondres dipentaskan pada malam hari.
I Made Puja Darsana, seniman bondres dari Banjar Lebah, Klungkung, mengatakan akan berkeliling menghibur pengungsi Gunung Agung. "Kami akan keliling ke masing-masing banjar di Klungkung, diminta ataupun tidak. Kami ingin supaya keseharian pengungsi ada hiburan," ujarnya.
Baca juga: Status Gunung Agung Kritis, Menteri Basuki Siapkan Rp 67 Miliar
Pementasan bondres tersebut, ujar dia, dilakukan sukarela. "Kami justru membawa sound sendiri," ujarnya.
Saat menghibur di Balai Banjar Lebah, pria yang tergabung dalam komunitas seni Putih Kuning itu tidak menentukan tema. Pementasan mengalir dengan cerita mengenai Gunung Agung. "Tidak mengambil lakon tertentu, kami buat komunikatif," ujarnya.
BRAM SETIAWAN