TEMPO.CO, Surabaya - Kepolisian Daerah Jawa Timur mendeteksi ada 25 media baru. Media-media tersebut baru dimanfaatkan untuk mensosialisasikan kandidat yang ancang-ancang maju pemilihan kepala daerah 2018.
"Kami sudah pantau dan deteksi semua," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Timur, Komisaris Besar Frans Barung Mengera, setelah memberikan sosialisasi kepada seluruh Kabag Humas Polres se-Jawa Timur tentang bahaya opini negatif dalam Pilkada, Kamis, 28 September 2017.
Baca juga: Kalla: Khofifah Sudah Lapor Presiden untuk Maju Pilgub Jawa Timur
Barung mengatakan, dari pengamatan tim cyber crime, media-media itu baru sebatas untuk mensosialisasikan kandidat. Meski demikian, berkaca pada Pilkada serentak sebelumnya, tidak menutup kemungkinan media itu sengaja dimanfaatkan untuk menjatuhkan kandidat lain dengan isu SARA dan berita bohong.
Terhadap media-media seperti itu, Polda Jatim akan menindak tegas jika terbukti melanggar Undang-Undang Informasi Teknologi dan Informasi (UU ITE). "Kalau sekarang digunakan sosialisasi kandidat oke. Tapi kalau sudah menyerang kandidat lain, polisi akan masuk (bertindak)."
Langkah itu diambil untuk memastikan pilkada serentak di Jawa Timur berjalan aman dan kondisif. Sebab, menurut Barung, media online maupun media sosial tidak mempunyai batas wilayah. "Pilkada di Jatim, tapi pendukungnya ada di Jakarta, Kalimantan, Sumatera, atau Sulawesi," katanya.
Simak pula: Cerita Risma Mengapa Tak Kepincut Maju Pilkada Jawa Timur
Karena itu, pihaknya mengimbau kepada media-media tersebut agar menjaga keamanan dan ketertiban selama pilkada berlangsung. Sebagai langkah antisipasi, Barung menambahkan, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan Polres di seluruh Jawa Timur dalam menangani masalah tersebut.
Selain pemilihan gubernur, Jawa Timur tahun depan akan menggelar pilkada serentak di 18 kabupaten/kota. Yakni Kota Malang, Probolinggo, Kediri, Madiun, dan Mojokerto. Selanjutnya, Kabupaten Lumajang, Bondowoso, Probolinggo, Pasuruan, Nganjuk, Jombang, Madiun, Magetan, Tulungagung, Bojonegoro, Bangkalan, Sampang dan Pamekasan.
NUR HADI