Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengungsi Gunung Agung Bali Mencapai 75.673 Jiwa

image-gnews
Sejumlah lansia yang mengungsi akibat aktivitas  Gunung Agung di GOR Suwecapura, Klungkung, Bali, 24 September 2017. Sebanyak 15.758 orang dari 3.610 KK telah mengungsi di 113 titik pengungsian yang ada di wilayah Kabupaten Klungkung. ANTARA FOTO
Sejumlah lansia yang mengungsi akibat aktivitas Gunung Agung di GOR Suwecapura, Klungkung, Bali, 24 September 2017. Sebanyak 15.758 orang dari 3.610 KK telah mengungsi di 113 titik pengungsian yang ada di wilayah Kabupaten Klungkung. ANTARA FOTO
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah pengungsi Gunung Agung di Provinsi Bali makin bertambah. Pusat Pengendalian Operasi Penangulangan Bencana (Pusdalops) Badan Penangulangan Bencana Daerah (BNPD) Bali mencatat jumlah pengungsi saat ini mencapai 75.673 jiwa, Selasa, 26 September 2017. Mereka tersebar di 377 titik posko pengungsian di 9 kabupaten/kota di Bali.

“Diperkirakan data jumlah pengungsi masih bertambah, karena pendataan masih terus dilakukan,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan pers yang diterima Tempo, Selasa, 26 September 2017.

Baca: Gunung Agung Awas, PLN Siaga Pasokan Listrik di Karangasem

Sutopo menjelaskan, pengungsi saat ini tersebar di kabupaten dan kota. Di Kabupaten Badung, 9 titik sebanyak 756 jiwa, Kabupaten Bangli 29 titik 4.890 jiwa, Kabupaten Buleleng 24 titik 8.518 jiwa, Kota Denpasar 27 titik 2.539 jiwa, Kabupaten Gianyar 12 titik 540 jiwa, Jembrana 4 titik 82 jiwa, Kabupaten Karangasem 93 titik 37.812 jiwa, Kabupaten Klungkung 162 titik (19.456 jiwa), dan Kabupaten Tabanan 17 titik sebanyak 1.080 jiwa.

Menurut Sutopo, jumlah pengungsi ini lebih besar dibanding penduduk yang tetap tinggal di dalam radius berbahaya yang direkomendasikan PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), yaitu radius 9 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung ditambah 12 kilometer di sektor utara, timur laut dan 12 kilometer di sektor tenggara, selatan, dan barat daya. Namun ia tidak bisa memberikan data pasti. "Memang sulit menentukan jumlah penduduk secara pasti,” ujarnya.

Sesuai pernyataan Wakil Bupati Kabupaten Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumantri, kata Sutopo, diperkirakan jumlah penduduk yang harus dievakuasi sebanyak 62.000 jiwa.

Baca juga:
Gunung Agung Awas, BNI Hentikan Operasional Kantor Karangasem

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Data penduduk menggunakan basis administrasi desa, sedangkan data radius menggunakan batas daerah berbahaya oleh letusan Gunung Agung. Wilayah desa terpotong oleh garis radius berbahaya sehingga memastikan jumlah penduduk secara pasti dalam wilayah desa tersebut menjadi tidak mudah,”ujarnya.

Sutopo menambahkan, batas radius berbahaya itu mudah terlihat di peta. Namun, di lapangan tidak nampak, maka masyarakat tidak mengetahui mereka tinggal di dalam radius berapa. Karena itu, mereka yang berada di luar garis berbahaya pun ikut mengungsi setelah status Gunung Agung sudah dinaikkan menjadi status awas atau level IV.

Menurut Sutopo, ada faktor psikologis dan sosial yang melatarbelakangi masyarakat ikut mengungsi. Ketika mendengar ada ancaman atau bahaya dan melihat secara langsung masyarakat mengungsi, maka secara naluriah orang akan ikut mengungsi ke tempat aman.

Sutopo menuturkan, biasanya sulit sekali mengajak masyarakat di sekitar gunung berapi untuk mengungsi. Bahkan, saat gunung sudah meletus, banyak masyarakat yang tetap menolak mengungsi. Berbeda dengan yang terjadi dengan masyarakat di sekitar Gunung Agung. Mereka mengungsi secara mandiri. Ini salah satu ciri masyarakat yang tangguh menghadapi bencana yaitu memiliki daya antisipasi.

Saat letusan Gunung Merapi tahun 2010, pengungsi mencapai lebih dari 500.000 jiwa saat radius berbahaya dinaikkan dari 15 kilometer menjadi 20 kilometer. Padahal di peta, jumlah penduduk di dalam radius 20 kilometer hanya sekitar 200.000 jiwa. Begitu juga saat letusan Gunung Sinabung, jumlah penduduk yang ada di dalam radius berbahaya dan harus mengungsi hanya sekitar 7.000 jiwa, saat dinaikkan statusnya menjadi awas pada 24 Desember 2014. Saat itu pengungsi mencapai 11.618 jiwa pada 26 November 2014, dan mencapai 30.117 jiwa pada 23 Januari 2015.

AHMAD A. G. TEHUAYO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

61 Tahun Lalu Erupsi Gunung Agung Tewaskan Lebih Seribu Orang, Abu Vulkaniknya Sampai Greenland

39 hari lalu

Asap dan abu vulkanis menyembur dari kawah Gunung Agung pascaletusan freatik kedua, terpantau dari Desa Culik, Karangasem, Bali, 26 November 2017. ANTARA FOTO
61 Tahun Lalu Erupsi Gunung Agung Tewaskan Lebih Seribu Orang, Abu Vulkaniknya Sampai Greenland

Erupsi Gunung Agung di Bali menewaskan ribuan nyawa dan abu vulkaniknya sampai ke Greenland pada 16 Maret 1963. Ini kilas balik bencana alam itu.


Lereng Gunung Agung Terbakar, BNPB Ungkap Kendala Pemadaman

29 September 2023

Sejumlah titik api menyala saat terjadinya kebakaran lereng Gunung Agung yang terlihat dari kawasan Kubu, Karangasem, Bali, Kamis, 28 September 2023. Kebakaran hutan dan lahan yang tersebar di sejumlah titik di lereng Gunung Agung pada ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut sejak Rabu (27/9) itu diperkirakan terjadi karena adanya gesekan ranting pohon saat musim kemarau. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Lereng Gunung Agung Terbakar, BNPB Ungkap Kendala Pemadaman

Lereng Gunung Agung terbakar pada Kamis, 28 September 2023. BPNB mengungkapkan kendala pemadaman.


Penjualan Terakhir Toko Buku Gunung Agung Kwitang: Berjam-jam Antre di Pintu Masuk dan Kasir

31 Agustus 2023

Warga memadati Toko Buku Gunung Agung, Kwitang, Jakarta, Selasa, 29 Agustus 2023. Toko Buku Gunung Agung menggelar diskon hingga 80 persen hingga 31 Agustus 2023. TEMPO/Subekti
Penjualan Terakhir Toko Buku Gunung Agung Kwitang: Berjam-jam Antre di Pintu Masuk dan Kasir

Gerbang masuk gedung Toko Gunung Agung Kwitang sudah ditutup sejak pukul 15 karena pengunjung membeludak.


Pura Lempuyang Ditutup 2-6 Agustus 2023, Salah Satu Pura Paling Dihormati di Bali

30 Juli 2023

Pura Lempuyang. Shutterstock
Pura Lempuyang Ditutup 2-6 Agustus 2023, Salah Satu Pura Paling Dihormati di Bali

Pura Lempuyang akan ditutup pada 2 - 6 Agustus 2023, karena akan diadakan upacara Pujawali. Begini profil salah satu pura yang dihormati di Bali.


Fakta-fakta Larangan Pendakian Gunung di Bali, Tak Hanya untuk Turis Asing

6 Juni 2023

Gubernur Bali Wayan Koster (kanan) bersama Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra (kiri) menaiki mobil saat apel gelar pasukan Operasi Ketupat Agung 2023 di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar, Bali, Senin 17 April 2023. Operasi Ketupat Agung yang diselenggarakan dalam rangka pengamanan Hari Raya Idul Fitri 1444 H mulai 18 April 2023 hingga 1 Mei 2023 tersebut melibatkan 148.261 personel gabungan dengan menempati 2.787 pos pengamanan di wilayah Bali. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Fakta-fakta Larangan Pendakian Gunung di Bali, Tak Hanya untuk Turis Asing

Larangan pendakian gunung di Bali juga berlaku untuk turis lokal


Gubernur Bali Wayan Koster Larang Pendakian Gunung, Ini 4 Gunung Favorit Wisatawan di Pulau Dewata

4 Juni 2023

Wisatawan menyaksikan matahari terbit pertama tahun 2021 di Desa Pinggan, Kintamani, Bangli, Bali, Jumat 1 Januari 2020. Kawasan wisata alam dengan pemandangan Gunung Agung, Gunung Batur dan Gunung Abang tersebut menjadi salah satu lokasi di Pulau Dewata yang dikunjungi wisatawan untuk menyaksikan matahari terbit pertama tahun 2021. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Gubernur Bali Wayan Koster Larang Pendakian Gunung, Ini 4 Gunung Favorit Wisatawan di Pulau Dewata

Gubernur Bali I Wayan Koster menetapkan larangan pendakian gunung untuk wisata. Apa alasannya? Berikut 4 gunung favorit wisatawan di Bali.


Bantah Berikan Info Sesat PHK Toko Gunung Agung, Serikat Pekerja Minta Direksi Penuhi Hak Pegawai

26 Mei 2023

Suasana Toko Buku Gunung Agung di Jakarta, Senin, 22 Mei 2023. Manajemen mengaku penutupan total bukan merupakan dampak pandemi saja, tetapi upaya efisiensi dan efektivitas usaha telah dilakukan sejak 2013 demi bertahan. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Bantah Berikan Info Sesat PHK Toko Gunung Agung, Serikat Pekerja Minta Direksi Penuhi Hak Pegawai

Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia membantah memberikan informasi menyesatkan ihwal pemutusan hubungan kerja atau PHK massal dan sepihak di Toko Buku Gunung Agung.


Tanggapi Kabar Toko Gunung Agung Bangkrut, Ketua Umum Apindo: Tak Bisa Dihindari, Tren Toko Buku Menurun

24 Mei 2023

Pengunjung saat melihat koleksi buku yang di jual di Toko Buku Gunung Agung di Jakarta, Senin, 22 Mei 2023. Saat ini, hanya ada lima toko tersisa yang tersebar di Surabaya, Semarang, Gresik, Magelang, Bogor, Bekasi dan Jakarta.  TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Tanggapi Kabar Toko Gunung Agung Bangkrut, Ketua Umum Apindo: Tak Bisa Dihindari, Tren Toko Buku Menurun

Toko Buku Gunung Agung melakukan penutupan secara bertahap dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.


Toko Buku Gunung Agung Dikabarkan PHK Ratusan Karyawan, Aspek: Hanya Dapat Kompensasi Satu Kali Gaji

21 Mei 2023

Toko Gunung Agung. Twitter/Gunungagung
Toko Buku Gunung Agung Dikabarkan PHK Ratusan Karyawan, Aspek: Hanya Dapat Kompensasi Satu Kali Gaji

Aspek Indonesia mendapatkan laporan pengaduan dan permohonan advokasi kasus PHK sepihak dan massal di PT GA Tiga Belas atau dikenal Toko Buku Gunung Agung.


WNA Rusia Berfoto Tak Senonoh di Gunung Agung Bali, Jalani Sanksi Adat dan Dideportasi

6 April 2023

Ilustrasi-pengecekan kelengkapan administrasi warga negara asing yang akan melakukan pengajuan izin tinggal keadaan terpaksa di Kantor Imigrasi Ngurah Rai. Antara/Ayu Khania Pranisitha
WNA Rusia Berfoto Tak Senonoh di Gunung Agung Bali, Jalani Sanksi Adat dan Dideportasi

Perbuatan melanggar hukum WNA Rusia itu diketahui setelah fotonya menjadi viral di media sosial.