TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Yan Manggesa mengatakan jumlah pengungsi Gunung Agung hingga Senin, 25 September 2017, mencapai 35 ribu jiwa. Para pengungsi, kata Yan, tersebar di 238 titik.
“Jumlah ini naik signifikan dikarenakan sejak kemarin masih ada pengungsi yang wara-wiri dari lokasi pengungsian ke rumah mereka masing-masing,” katanya dalam siaran pers Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Senin, 25 September 2017.
Baca: Bantu Pengungsi Gunung Agung, Donatur Diminta Kurangi Mi Instan
Menurut dia, Kementerian terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memberikan pelayanan kepada para pengungsi. Tujuannya agar penanganan pengungsi bisa berjalan dengan baik. “Kami sudah berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga, seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, BNPB, hingga TNI dan Polri, agar masyarakat terjamin,” ujarnya.
Kementerian dan lembaga tersebut, kata Yan, sudah berada di Bali sejak Jumat pekan lalu. Pemerintah juga sudah menyiapkan uang sebanyak Rp 1 miliar untuk penanganan pengungsi.
Simak: Gunung Agung Kritis, 9 Bandara Disiagakan
Yan berujar masih ada masyarakat yang enggan meninggalkan rumah karena khawatir terhadap kondisi ternak. Untuk itu, pemerintah sudah menunjuk Satgas Ternak di bawah Dinas Peternakan Kabupaten dan Provinsi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Yang jauh lebih penting saat ini, ujar Yan, adalah keselamatan masyarakat di sekitar Gunung Agung. “Kami juga meminta masyarakat sabar dan semoga masalah ini cepat berlalu,” tuturnya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologis telah menaikkan status Gunung Agung di Bali dari level III siaga menjadi level IV awas pada Jumat malam. Terkait denga peningkatan status ini, masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, mulai mengungsi.
AMIRULLAH SUHADA