TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Sosial mendata sebanyak 59.820 jiwa mengungsi menjauhi Gunung Agung yang berada di Kabupaten Karangasem, Bali. Penduduk mengungsi ke berbagai lokasi yang dianggap aman guna menghindari bahaya bila terjadi erupsi Gunung Agung. Sejak Jumat, 22 September 2017 lalu, status Gunung Agung ditingkatkan menjadi awas.
Dengan naiknya status tersebut, radius kawasan rawan bencana pun diperluas. Dari semula 6 kilometer menjadi 9 kilometer, dari sektoral 7,5 kilometer menjadi 12 kilometer. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral meminta kawasan rawan bencana untuk dikosongkan.
Baca juga: PVMBG: Gunung Agung Bisa Meletus Dalam Hitungan Jam
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat menjelaskan, warga yang mengungsi tersebar di sejumlah titik, antara lain, di Kabupaten Klungkung jumlah pengungsi sebanyak 14.808 jiwa yang tersebar di 114 titik pengungsian dengan titik pengungsian terbesar di GOR Sueca Pura Gel Gel sebanyak 3.789 jiwa.
Di Kabupaten Karangasem jumlah pengungsi sebanyak 30.012 jiwa yang tersebar di enam kecamatan. Di Kabupaten Bangli, warga yang mengungsi mencapai 7.047 jiwa yang tersebar di 23 titik pengungsian.
Baca juga: Begini Persiapan Bandara Juanda Antisipasi Gunung Agung Meletus
Selain itu, sebanyak 6.486 jiwa warga Kabupaten Buleleng mengungsi ke 11 titik pengungsian yang tersebar di daerah itu serta Kota Denpasar tercatat pengungsi sebanyak 1.467 jiwa di 15 titik. "Sementara itu dari Kabupaten Tabanan dan Badung sedang dalam pendataan," ujar Harry Hikmat, Senin, 25 September 2017.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan hingga saat ini status Gunung Agung masih pada level awas. Namun, dia mengingatkan bahwa semakin hari status Gunung Agung semakin memasuki fase kritis.
Baca juga: Anak Pengungsi Gunung Agung Mulai Bersekolah Lagi
"Artinya aktivitas selalu tinggi. Termasuk segala pengamatan menunjukkan ada proses magma yang naik ke atas," kata Sutopo di Kantor BNPB pada Senin, 25 September 2017. Proses naiknya magma tersebut menyebabkan gempa vulkanik. Gempa terjadi, kata Dia, karena adanya sumbatan dari batuan vulkanik yang berada di kawah.
Kementerian Sosial, kata Harry, telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah Provinsi Bali dan dinas sosial setempat.Kementeria Sosial mengerahkan personel Taruna Siaga Bencana dan pengerahan peralatan evakuasi, mobilitas dan sarana pendukung lainnya.
Baca juga: Anak Pengungsi Gunung Agung Mulai Bersekolah Lagi
Sementara itu Dinas Sosial Karangasem telah mengeluarkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 62 ton untuk kebutuhan pengungsi di Karangasem, Dinas Sosial Bali menyiagakan dan mendistribusikan beras reguler sebanyak 50 ton untuk distribusi Kabupaten Bangli, Buleleng dan Klungkung masing-masing 10 ton.
Kementerian Sosial juga mendirikan dapur umum lapangan di 10 titik yaitu di Posko Candi Kuning Bedugul Tabanan, Posko Dinas Sosial Bangli, Posko Dinsos Kota Denpasar, Posko Klungkung 2, Posko Klungkung 3, Posko GOR Sueca Pura Gelgel, Posko Bandem Karangasem, Posko Ulakan, Posko Utama Karangasem dan Posko Tembok Buleleng.
ANTARA | DIAS PRASONGKO