TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api, Pusat Vulkanologi, dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Gede Suantika menyampaikan belum terjadi erupsi di Gunung Agung. Dia mengatakan sampai saat ini petugas masih melakukan pemantauan.
"Erupsi Gunung Agung belum terjadi, status masih tetap di awas, paling tinggi," ujar Gede saat dihubungi Tempo, Senin, 25 September 2017
Baca: Tanggap Bencana Terkait Gunung Agung, Gubernur Bali Rapat Khusus
Sejak letusan terakhirnya pada 1963, Gunung Agung dinyatakan aktif normal. Namun sebulan terakhir ini, aktivitas kegempaan naik secara signifikan. Pada Jumat, 22 September 2017, pukul 20.30 Wita, status gunung itu naik ke level IV atau awas.
Gede mengatakan, petugas pengamatan gempa mencatat terjadi beberapa gempa tektonik. Dia menjelaskan gempa tektonik sebanyak 10 kali terjadi pada Ahad, 24 September 2017. "Saat ini baru satu kali gempa terasa," ucapnya.
Gede menjelaskan, dengan status gunung di level awas, masyarakat dilarang beraktivitas di radius yang telah ditentukan. Menurut dia, daerah rawan bencana tetap sama yaitu 9 kilometer dan ditambah 12 kilometer dari puncak gunung. "Ke arah barat daya, selatan, tenggara, timur laut, dan tenggara," ujarnya.
Gede menambahkan pantauan terhadap Gunung Agung masih terus dilakukan. Dia menjelaskan kondisi Gunung Agung seperti ini diperkirakan akan berlangsung cukup lama. "Kita tunggu sebulan ke depan," tuturnya.
SYAFIUL HADI