TEMPO.CO, Denpasar - Setelah menetapkan tanggap bencana terkait status Gunung Agung yang meningkat menjadi awas, Gubernur Bali Made Mangku Pastika menggelar rapat khusus di rumah pribadi di kawasan Perumahan Teras Ayung, Denpasar, Ahad, 24 September 2-17.
“Masalah pengungsi yang semakin kompleks. Jumlah pengungsi dari hari ke hari sudah semakin banyak, sehingga perlu penanganan yang serius dan bersifat urgent,” ujar Pastika.
Baca juga: PVMBG: Gunung Agung Bisa Meletus Dalam Hitungan Jam
Ia menugaskan Sekretaris Daerah Provinsi Bali Cok Pemayun untuk membagi tugas terhadap kepala-kepala organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemprov Bali tentang tanggap bencana tersebut. “Siapa yang ke mana dan berbuat apa harus jelas dan sesuai juga dengan tupoksi. Para Kepala OPD juga harus sigap dan bekerja secara optimal,” tegasnya.
Keputusan penting lainnya terkait masalah ancaman erupsi Gunung Agung adalah pencairan dana bencana dari APBD Bali yang harus segera terealisasi. Menurut Pastika, permasalahan ini sudah sangat urgent, dan masyarakat khususnya para pengungsi sangat membutuhkan, sehingga harus mendapatkan penanganan prioritas.
Setelah pencairan dana terealisasi, Gubernur Pastika menginstruksikan agar segera menyalurkan bantuan beras untuk tanggap bencana, disusul dengan bantuan-bantuan lainnya yang diperlukan oleh para pengungsi di lapangan.
Menurutnya setidaknya sudah terdapat sekitar 142 titik pengungsian yang menampung sekitar 34.834 pengungsi akibat meningkatnya aktivitas Gunung Agung. Untuk memperlancar pendataan dan penyaluran bantuan logistik maupun kesehatan, Pastika berharap jumalh titik pengungsian bisa dikurangi.
Pastika meminta, jika ada jumlah pengungsi terkait Gunung Agung yang kurang dari 200 orang, mereka digabung ke lokasi yang lebih besar dan terdekat yang sudah ditentukan oleh Pemerintah.
ROFIQI HASAN