Iklan
TEMPO Interaktif, Pasuruan: Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menemukan indikasi kuat bahwa belasan prajurit Marinir dari Pusat Latihan Tempur TNI Angkatan Laut, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, sengaja menembaki warga Desa Alas Tlogo, Kecamatan Lekok. Akibat insiden pada Rabu (30/5) itu, empat orang warga tewas di tempat dan tujuh orang lainnya luka-luka.Menurut Sinung, Ketua Divisi Pendampingan Hukum, Konflik, dan Perdamaian Kontras, indikasi kesengajaan itu merujuk pada bekas tembakan yang ada di kepala, dada, dan rahang korban tewas (Sutam bin Saruyan, Rohman bin Saumar, Dewi Khotijah bintin Juma'atun, dan Mistin binti Samad)."Itu merupakan titik-titik yang mematikan," ujar Sinung kepada wartawan di Pasuruan, Minggu (3/6).Seandainya benar warga melawan, prajurit Marinir pelaku penembakan harusnya cukup memberikan tembakan yang melumpuhkan, semisal diarahkan pada kaki dan tangan, dengan lebih dulu diberi tembakan peringatan."Prosedurnya tembakan hanya bisa diarahkan pada kaki atau tangan atau titik-titik yang tidak mematikan, bukan langsung main tembak. Tapi, sebenarnya, apa pun alasan Marinir, mereka tidak berhak menembak warga. Warga bukan musuh seperti dalam perang benaran. Warga pun tidak memberi perlawanan dan tak ada tembakan peringatan yang dilepaskan," Sinung menegaskan.Indikasi lain, sebelum prajurit Marinir menembak, warga disuruh lari dan tiarap. Bahkan, Selasa (29/5) atau sehari sebelum insiden penembakan, prajurit Marinir mengancam warga tidak cuma dengan kata-kata, tapi juga menunjukkan langsung belasan butir peluru tajam.Untuk menindaklanjuti hasil temuan sementara di tempat kejadian perkara, Kontras bersedia mendampingi kepala desa, korban yang masih hidup dan keluarganya, dan tokoh masyarakat setempat, untuk bertemu dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM),Komisi I dan II DPR, serta melobi fraksi-fraksi di DPR. "Target kami, nantinya ada tim independen khusus untuk tragedi Alas Tlogo."Abdi Purmono
Iklan
