Kesaksian Mantan Pengikut ISIS: Mereka Itu Pembohong

Reporter

Editor

Jumat, 15 September 2017 13:15 WIB

Sebanyak 14 WNI gagal berangkat menggunakan pesawat Air Asia QZ-256 tujuan Don Muang, Bangkok di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, 13 Maret 2016. Mereka dicurigai akan ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok militan ISIS. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme memulangkan 18 warga negara Indonesia dari Suriah melalui Erbil, Irak, pada Agustus 2017. Mereka adalah WNI yang pernah bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Kini mereka telah keluar dari organisasi radikal tersebut karena menyadari bahwa ISIS hanya menyebarkan kekerasan dan teror. Beberapa di antaranya memberikan kesaksian selama bergabung dengan ISIS setelah tiba di Tanah Air.

Baca: Banyak Remaja Tertarik Gabung ISIS, Mengapa?

Salah satunya Difansa. Perempuan ini bercerita bahwa ISIS penuh kebusukan dan kekejaman. "Di sana, harga nyawa murah," ucapnya, seperti dikutip dari video Pusat Media Damai dalam situs BNPT berjudul "Kisah Deportan Para ISIS Termakan Bujuk Rayu ISIS".

Menurut dia, ISIS menganggap semua orang yang ada di luar kelompok ISIS sebagai orang kafir yang layak dibunuh. Bahkan ini berlaku juga bagi sesama muslim. "Pokoknya di luar ISIS kafir. Bisa dibunuh begitu saja," ujarnya.

Baca: Cegah Kombatan ISIS, WNI dari Suriah Wajib Deradikalisasi

Heru, deportan ISIS lain, mengungkapkan kekejaman ISIS, bahkan pada orang yang sudah meninggal. Dia pernah melihat jenazah yang sudah dieksekusi disandarkan di tiang bundaran jam lalu kepalanya dibuat mainan anak-anak. "Tubuhnya juga masih disabetin," tuturnya. "Orang yang sudah mati saja digituin."

Selain itu, Heru sering melihat orang-orang ISIS bertengkar dengan orang ISIS lain yang datang dari berbagai negara. Motifnya bisa karena makanan atau hanya sekadar senggolan. "Jadi kaya preman gitulah," katanya.

Deportan lain, Raihan, menyebut ISIS sebagai pembohong. "Jangan percaya sama media mereka lagi," ucapnya.

Menurut dia, ISIS tidak memenuhi apa yang mereka janjikan, yaitu bisa hidup aman jika berada di Suriah. "Enggak kondusif di sana. Pagi enggak ada pesawat, sorenya ada pesawat dibom," ujarnya.

Ketiganya pun mengaku menyesal sempat mengambil keputusan bergabung dengan ISIS. Setelah kembali ke Indonesia, para deportan ISIS ini ingin kembali ke masyarakat dan berkumpul dengan keluarganya lagi.

Kemarin, BNPT telah melepas secara resmi 15 dari 18 deportan ISIS ke masyarakat. Mereka dikembalikan ke masyarakat setelah dibina sekitar satu bulan di Pusat Deradikalisasi BNPT, Sentul, Bogor.

NINIS CHAIRUNNISA




Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

2 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

4 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

8 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

9 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

15 hari lalu

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

15 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

18 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

27 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

28 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya