Syarikat Islam Kecam Persekusi Terhadap Rohingya

Reporter

Minggu, 3 September 2017 08:50 WIB

Anggota Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB) mendorong kembali orang Rohingya yang mencoba masuk di perbatasan Bangladesh di Cox's Bazar, Bangladesh, 27 Agustus 2017. Dalam pertempuran ini, 80 pemberontak Rohingya dan 12 anggota pasukan keamanan tewas. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, Jakarta - Pimpinan Pusat Syarikat Islam mengutuk keras persekusi negara Myanmar atas etnis Rohingya. Perbuatan tersebut dinilai telah melanggar komitmen internasional tentang perlindungan hak asasi manusia dan jaminan kehidupan yang damai dan berkeadilan bagi etnis Rohingya.

Ketua Umum PP Syarikat Islam Hamdan Zoelva mengatakan tragedi Rohingya ini patut dianggap sebagai tragedi kemanusiaan yang amat layak disayangkan. "Sesungguhnya Myanmar telah memperlihatkan tiga ironi besar dalam kasus Rohingnya sekaligus," kata dia dalam keterangannya, Ahad 3 September 2017.

Baca : Rohingya Angkat Senjata, Ribuan Warga Lari Dievakuasi

Ironi pertama, yakni penghargaan internasional berupa hadiah Nobel Perdamaian terhadap perjuangan HAM tokoh oposisi yang kini menjadi pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi. "Nobel perdamaian itu adalah hal yang bertentangan dengan semangat politik pemerintah Myanmar yang melakukan persekusi terhadap etnis Rohingnya," kata Hamdan.

Ironi kedua adalah komitmen internasional tentang pembangunan menyeluruh dan berkelanjutan yang berbeda secara diametral dengan sikap pemerintah Myanmar terhadap warga negaranya. "Penderitaan akibat persekusi di bawah simbol negara tersebut adalah ironi besar di tengah gencarnya gerakan internasional untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs)," ujar Hamdan.

Baca : Krisis Rohingya, Pimpinan Al Qaeda Serukan Perang Lawan Myanmar

Yang terakhir, kata Hamdan, adalah ironi historis bahwa Myanmar adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tokohnya pernah menjadi Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. "Seharusnya ini menjadi modal historis dan politis bagi Myanmar untuk tampil paling depan menjadi pelopor perdamaian dan keamanan dunia," ujarnya.

Tragedi Rohingya kembali pecah sejak 25 Agustus 2017 lalu. Sejak saat itu, hampir 45.000 warga Rohingya melarikan diri dari kampung halamannya menuju perbatasan Bangladesh. Tak kurang dari 98 orang tewas dalam bentrok yang melibatkan pemberontak Rohingya dan militer Myanmar.

NINIS CHAIRUNNISA

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

25 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

35 hari lalu

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

Komnas HAM apresiasi kesimpulan dan rekomendasi Komite HAM PBB. Meminta pemerintah implementasi kebijakan dan pelaksanaan di pusat serta daerah

Baca Selengkapnya

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

50 hari lalu

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

TPN Ganjar-Mahfud menilai sosoran PBB soal cawe-cawe Jokowi, telah membuat citra bekas Wali Kota Solo itu menjadi buruk di mata dunia.

Baca Selengkapnya

Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

13 Februari 2024

Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

Hiu bambu dan tiga satwa liar yang hidup di Indonesia masuk dalam laporan PBB. Ribuan spesies yang bermigrasi dalam situasi mengkhawatirkan.

Baca Selengkapnya

Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

9 Februari 2024

Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengajak negara pesisir Samudera Hindia untuk menggenjot sistem mitigasi tsunami, mencakup kesiagaan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Mengapa Jokowi Tak Pernah Hadir Langsung Di Sidang Umum PBB?

21 September 2023

Mengapa Jokowi Tak Pernah Hadir Langsung Di Sidang Umum PBB?

Presiden Jokowi berulangkali tidak hadir secara langsung dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Baca Selengkapnya

Di PBB, Prakerja Jadi Contoh Kolaborasi Siapkan Tenaga Kerja Tangguh

20 September 2023

Di PBB, Prakerja Jadi Contoh Kolaborasi Siapkan Tenaga Kerja Tangguh

Pembelajaran sepanjang hayat dan meningkatkan keterampilan menjadi kunci mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDG.

Baca Selengkapnya

Dua Pelajar Putri NU Wakili Indonesia di ECOSOC Youth Forum PBB

26 April 2023

Dua Pelajar Putri NU Wakili Indonesia di ECOSOC Youth Forum PBB

Dua kader Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) mewakili Indonesia di forum diskusi internasional ECOSOC Youth Forum PBBB

Baca Selengkapnya

Taliban Larang Staf Perempuan Bekerja di Kantor PBB

5 April 2023

Taliban Larang Staf Perempuan Bekerja di Kantor PBB

Larangan Taliban mendorong PBB meminta semua staf - pria dan wanita - untuk tidak masuk kerja selama 48 jam.

Baca Selengkapnya

UGM Tembus 10 Besar Dunia Versi THE University Impact Rankings 2022

29 April 2022

UGM Tembus 10 Besar Dunia Versi THE University Impact Rankings 2022

Pada tahun ini Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menembus posisi 10 besar dunia untuk SDG 1, yaitu No Poverty atau Tanpa Kemiskinan.

Baca Selengkapnya