Soal Novel Baswedan, Ketika Jokowi Dibandingkan dengan SBY

Reporter

Selasa, 29 Agustus 2017 10:54 WIB

Penyidik KPK Novel Baswedan bercerita tentang rencana operasi besar matanya usai menjalani solat Dzuhur berjamaah di salah satu masjid Singapura, 15 Agustus 2017. TEMPO/Fransisco Rosarians

TEMPO.CO, Jakarta - - Sikap Presiden Joko Widodo yang hingga kini belum menemui keluarga penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan sempat dikritik. Jokowi bahkan dibandingkan dengan Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono yang dianggap lebih cepat menanggapi kasus intimidasi terhadap pegiat anti korupsi.

Perbandingan itu disampaikan anggota LBH Jakarta Al Ghifari Aqsa yang tergabung dalam tim advokasi Novel. " Pada 2010, waktu itu mendampingi Tama yang dibacok. Tak sampai sehari SBY langsung datang ke rumah sakit dan memerintahkan Kapolda, Kapolri untuk diusut tuntas," ujar Al Ghifari, Senin, 28 Agustus 2017.

BACA: Kejanggalan-kejanggalan Penyidikan Kasus Novel Baswedan

Yang dimaksud Al Ghifari adalah penyerangan terhadap Aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW), Tama S. Langkun. Teror itu diduga terkait dengan laporannya ke KPK soal rekening mencurigakan sejumlah perwira polisi. "Kalau mau dibandingkan Jokowi dan SBY yang lalu, ini jauh beda, walaupun kasus Tama juga tidak terungkap sampai sekarang," ujarnya.

Menurut dia, Jokowi seharusnya sudah menemui Novel atau pihak keluarga tak lama setelah insiden penyiraman air keras terjadi pada April lalu.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengaku sempat berkomunikasi dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno, terkait permintaan keluarga Novel untuk bertemu Jokowi. Pratikno, kata dia, menjanjikan pertemuan dengan Jokowi.

BACA: Lelaki Gempal di CCTV Rumah Novel Baswedan itu...

"Namun kemudian pihak istana berharap ada surat resmi yang diajukan, tidak kemudian hanya dalam bentuk penyampaian secara lisan," ujar Dahnil yang juga tergabung dalam tim advokasi Novel.

Keluarga pun mengirim surat permintaan bertemu yang berisi tulisan tangan Rina, istri Novel. Surat itu dikirimkan ke Istana Kepresidenan pada 21 Agustus lalu.

"Terakhir saya meminta kepada Pak Pratikno agar penjadwalan pertemuan dengan presiden bisa dilakukan setelah tanggal 25 atau sebelum Idul Adha, namun sampai dengan hari ini kami belum dengar kabar lagi," tutur Dahnil.

Rina, yang sempat menunjukkan foto Novel Baswedan pasca operasi besar tahap pertama pun sempat menyampaikan harapan untuk segera bertemu Jokowi.

"Harapannya agar segera ada perhatian presiden membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta, agar bisa melihat fakta-fakta penyiraman air keras ini secara obyektif," kata Rina dalam jumpa pers yang sama.

YOHANES PASKALIS PAE DALE




Berita terkait

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

8 hari lalu

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Novel Baswedan dkk melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas dugaan pelanggaran kode etik karena telah melaporkan Anggota Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

10 hari lalu

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

10 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

22 hari lalu

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

Selasa subuh, 11 April 2017, tujuh tahun lalu eks penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

52 hari lalu

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

Novel Baswedan mendukung hak angket karena tak ingin kecurangan dan praktik koruptif dalam pemilu dianggap lumrah atau dimaklumi.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

52 hari lalu

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

Eks penyidik KPK Novel Baswedan perlu kepemimpinan KPK yang berintegritas dan komitmen tinggi serta berkompeten untuk memberantas korupsi.

Baca Selengkapnya

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

53 hari lalu

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

Abraham Samad Ketua KPK 2011-2015 termasuk dari 50 tokoh yang menandatangani surat untuk ketua umum parpol agar gulirkan hak angket. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

53 hari lalu

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

Partai politik memiliki peran penting untuk merealisasikan hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

54 hari lalu

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

Eks penyidik KPK Novel Baswedan, satu dari 50 tokoh yang mengirimkan surat kepada partai politik untuk mendesak digulirkannya hak angket Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

55 hari lalu

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

Eks Penyidik KPK Novel Baswedan, mengatakan banyaknya korupsi di KPK menggambarkan adanya upaya pelemahan terhadap lembaga antirasuah.

Baca Selengkapnya